Berita
Oleh Bani Saksono pada hari Selasa, 05 Sep 2017 - 13:32:42 WIB
Bagikan Berita ini :

Kapustanas Unas: Kasus Rohingya Ujian Bagi Kaum Pancasilais

68ISKANDARSYAH-SIREGAR-UNAS.jpg
Iskandarsyah Siregar (Sumber foto : dok/TeropongSenayan)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) – Kasus pembantaian warga muslim Rohingya oleh militer dan para tokoh agama mayoritas Myanmar dinilai sebagai bagaian dari cobaan terhadap eksistensi Pancasila. Lho, apa hubungannya? Kepala Pusat Studi Ketahanan Nasional Universitas Nasional (Kapustanas Unas) Iskandarsyah Siregar berpendapat, kasus itu merupakan ujian pengimplementasian Pancasila dalam kehidupan kita sehari-hari. Masyarakat Rohingya adalah tetangga Indonesia. Jadi apa yang harus dilakukan para Insan Pancasila terhadap kasus itu.

Diam saja? Menurut Iskandarsyah, sikap yang diambil oleh pemerintah maupun masyarakat Indonesia akan dijadikan nilai ukur seberapa konsisten kita menjadikan Pancasila sebagai falsafah dan teknologi berbangsa dan bernegara. “Seorang Pancasilais pasti akan menjadikan dirinya manusia yang beradab. Dan seorang yang beradab pasti akan sedih, marah, dan bertindak semaksimal mungkin untuk menghentikan segala bentuk kejahatan kemanusiaan tersebut,” ujar Iskandarsyah di Jakarta (4/9/2017).

Iskandarsyah menilai genosida yang dilakukan oleh pemerintah dan aparat militer Myanmar terhadap etnis Rohingya merupakan sebuah bentuk pemusnahan peradaban. Ia juga menyatakan bahwa ada motif perebutan kekuasaan terhadap sumber daya alam (SDA) di sana. “Daerah Semenanjung Rakhine dilaporkan memiliki cadangan sebesar 7,836 triliun kaki kubik gas dan 1,379 miliar barel minyak. Di sana sudah terbangun instalasi pipa gas dan pipa minyak dari Kyauk Phyu ke perbatasan Cina sepanjang 803 km. Informasi yang muncul adalah China melalui perusahan CNPC dan Amerika dengan Win Resources dan Chevron-nya memang berniat untuk menguasai teritori Rakhine. Jadi jelas ada faktor ketamakan dan kerakusan di sana,” kata Iskandarsyah.

Karenanya, Iskandarsyah mengingatkan sekadar kecaman dan soft diplomacy saja tidak cukup dalam menyikapi hal ini. “Tidak ada sejarahnya ketamakan China dan Amerika luluh karena kecaman. Indonesia harus tegas sebagai bangsa yang menjunjung tinggi Pancasila,’’ tuturnya.

Menurut dia, Pancasila harus dapat memberikan rahmat bagi seluruh alam. Jadi kebaikan bangsa ini harus diimplementasikan menembus ruang dan waktu. Jika tidak, berarti slogan Saya Indonesia dan Saya Pancasila hanyalah pencitraan dan basa-basi semata,” tegas Iskandarsyah. [b]

tag: #pancasila  #rohingya  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
AMIN BANNER 01
advertisement
AMIN BANNER 02
advertisement
AMIN BANNER 03
advertisement
AMIN BANNER 04
advertisement
AMIN BANNER 06
advertisement
AMIN BANNER 08
advertisement