BANYUWANGI (TEROPONGSENAYAN)--Menteri Pariwisata RI Arief Yahya mendorong pengelolaan jasa akomodasi di desa wisata Indonesia untuk dikelola secara besar-besaran. Pengelolaan jasa akomodasi homestay secara kecil-kecilan akan menjadi kendala pengembangan potensi wisata guna menggenjot perekonomian masyarakat setempat.
"Yang saya khawatirkan adalah pengelolaan di sini yang masih kecil-kecil dalam bentuk UKM dan koperasi. Padahal pesaing kita adalah pesaing global yang sudah menggunakan cara-cara korporasi dalam berbisnis," jelas Menpar usai memberikan pidato kunci dalam acara Peningkatan Kapasitas Usaha Masyarakat Destinasi Pariwisata (Homestay) di desa wisata adat Osing Kemiren di Banyuwangi, Sabtu (9/9/2017).
Ia pun mencontohkan soal pemesanan akomodasi, dimana hingga kini fasilitas homestay di Desa Kemiren masih bergantung dengan pemesanan secara langsung. Padahal 70 persen dari pelanggan jasa akomodasi, terutama yang datang dari generasi muda, sudah mulai banyak menggunakan jasa booking secara daring.
"Oleh karena itu, nanti ke depannya, homestay yang ada di Desa Kemiren pun akan dipasarkan secara daring agar dapat mendapat perhatian dan dibeli oleh seluruh anak muda. Bukan hanya Banyuwangi tapi juga dari Jakarta, karena sekarang sudah ada direct flight dari Jakarta ke Banyuwangi," jelas Arief.
Ia mengatakan bahwa Kementerian Pariwisata (Kemenpar) telah menetapkan Desa Kemiren di Kecamatan Glagah, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur sebagai salah satu dari 10 desa wisata prioritas. (plt/ant)