JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Presiden Joko Widodo diminta menggelar KTT Darurat ASEAN. Pasalnya, aksi nyata peraih Nobel Perdamaian sekaligus Pemimpin de facto Myanmar, Aung San Suu Kyi dan pihak militer untuk segera menghentikan kekerasan terhadap Etnis Rohingya, belum terjadi hingga saat ini.
Hal itu diutarakan langsung oleh Presiden PKS Sohibul Iman menyusul pernyataan Suu Kyi belum lama ini tidak secara jelas menyinggung keselamatan bagi warga Rohingya.
"Hingga hari ini kami masih mendapatkan kabar bahwa pembakaran rumah-rumah warga Rohingya masih berlangsung, korban jiwa juga masih berjatuhan. Kami harap Pak Jokowi bisa mengambil inisiatif, melakukan hotline kepada seluruh kepala negara di ASEAN untuk mengajak segera digelar KTT Darurat ASEAN. Jika perlu Indonesia bisa bertindak sebagai tuan rumah," kata Sohibul kepada wartawan, Jakarta, Minggu (10/9/2017).
Menurut Sohibul Iman, langkah diplomasi yang dilakukan oleh Menteri Luar Negeri RI (Menlu) Retno Marsudi patut diapresiasi dan didukung.
"Langkah soft diplomacy ini perlu ada timeline untuk bisa dievaluasi sudah seberapa jauh bisa menghentikan tindak kekerasan yang terjadi," ujarnya.
"Jika dalam waktu dekat tindak kekerasan masih tetap berlangsung, perlu ada langkah lanjutan yang lebih kuat. Ini harus ditempuh supaya Naypyidaw memahami konsekuensi yang mereka hadapi bisa sangat berat jika tidak segera menghentikan kekerasan," tambahnya.
Sohibul Iman juga menjelaskan PKS melalui Crisis Center for Rohingya (CC4R) saat ini secara intensif terus melakukan kajian dan evaluasi terhadap perkembangan situasi di Rohingya. (icl)