Opini
Oleh Ariady Achmad pada hari Jumat, 15 Sep 2017 - 06:13:44 WIB
Bagikan Berita ini :

Tragedi Indra J Piliang

90obrolan pagi-1.jpg
Kolom bersama Ariady Achmad (Sumber foto : Ilustrasi oleh Kuat Santoso )

Kurang apa Indra J Piliang sehingga ketagihan narkoba jenis sabtu? Padahal, seperti kata Fadli Zon, Indra adalah mahasiswa yang cerdas saat kuliah di UI bersama Fadli.

Tak hanya itu, Indra yang saya kenal dilingkungan Partai Golkar, adalah salah satu intelektual muda bidang sosial politik terkemuka saat ini. Indra pernah menjadi peneliti di CSIS, menulis di berbagai media masa, pembicara berbagai diskusi dan seminar serta menjadi nara sumber di berbagai institusi penting seperti Lemhanas dan Kementerian serta pemerintah daerah.

Indra juga pernah dekat dan menjadi tim sukses Jokow-JK saat Pilpres 2014. Selain dikenal dekat dengan tokoh-tokoh nasional, Indra yang bersikap kritis dan analitis ini memiliki keluarga yang mapan.

Saya nyaris tidak percaya jika Indra, menurut Polisi, adalah mengkonsumsi shabu sejak setahun terakhir. Setahun ya setahun! Apa yang kau cari Ndra? Mengapa kau lempar masa depanmu dalam kelamnya shabu Ndra?

Saya jadi merenung dalam dan dalam sekali. Mengapa Indra yang demikian mapan dan intelektual bisa jebol pertahannya menghadapi serangan Narkoba? Mengapa Indra yang memiliki akar budaya dan latar belakang kehidupan keagamaan yang kuat bisa runtuh pertahanannya menghadapi godaan halusinasi Narkoba?

Jika seorang Indra saja jebol dan terjerumus dalam kubangan Narkoba, bagaimana dengan jutaan kaum muda Indonesia yang biasa-biasa saja? Adakah yang sakit dengan masyarakat bangsa ini? Mengapa anomali-anomali atau keanehan sosial tak henti-hentinya terjadi dalam masyarakat bangsa ini?

Bagi saya kasus Indra yang terjerembab dalam lumpur halusinasi Narkoba bukan hal yang sepele. Barangkali inilah bagian gunung es persoalan masyarakat bangsa ini. Masih banyak anomali-anomali sosial-masyarakat yang tertutupi oleh gemerlap pencitraan kehidupan politik nasional. Hanya tinggal menunggu waktu bermunculan ke permukaan.

Rasanya sudah terlalu jauh masyakarakat bangsa ini melupakan nilai-nilai luhur yang diwariskan para pendiri bangsa maupun para pendahulu. Baik yang tercatat dan tersurat dalam Pembukaan UUD45 maupun yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Baik itu tentang kegotongroyongan, budi pekerti, sopan-santun, penghormatan kepada orang tua maupun aneka kearifan lokal yang terjadi pada masyarakat sejak Sabang hingga Merauke dan Miangas hingga pulau Rote.

Kita patut mempertanyakan peran lembaga pendidikan formal, kepolisian, peran ulama dan tokoh agama lain serta tokoh masyarakat atas runyamnya peri kehidupan kemasyarakatan sekarang ini. Apakah mereka menganggap kondisi saat ini masih aman-aman saja? Apakah mereka masih berpendapat masyarakat bangsa ini tidak perlu dikhawatirkan kondisinya?(*)

Disclaimer : Rubrik Opini adalah media masyarakat dalam menyampaikan tulisannya. Setiap Opini di kanal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penulis dan teropongsenayan.com terbebas dari segala macam bentuk tuntutan. Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan dengan tulisan ini maka sesuai dengan undang-undang pers bahwa pihak tersebut dapat memberikan hak jawabnya kepada penulis Opini. Redaksi teropongsenayan.com akan menayangkan tulisan tersebut secara berimbang sebagai bagian dari hak jawab.

tag: #  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
AMIN BANNER 01
advertisement
AMIN BANNER 02
advertisement
AMIN BANNER 03
advertisement
AMIN BANNER 04
advertisement
AMIN BANNER 06
advertisement
AMIN BANNER 08
advertisement
Opini Lainnya
Opini

In Prabowo We Trust" dan Nasib Bangsa Ke Depan

Oleh Syahganda Nainggolan
pada hari Kamis, 28 Mar 2024
JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Susilo Bambang Yudhoyono dalam pidatonya kemarin di acara berbuka puasa bersama, "Partai Demokrat bersama Presiden Terpilih", tanpa Gibran hadir, kemarin, ...
Opini

MK Segera saja Bertaubat, Bela Rakyat atau Bubar jalan

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Mahkamah Konstitusi (MK) segera bertaubat. Mumpung ini bulan Ramadhan. Segera mensucikan diri dari putusan-putusan nya yang menciderai keadilan masyarakat.  Di ...