JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)--Pusat Kajian Pangan Strategis (PKPS) menggelar acara Rembug Jagung Nasional 2017 di Jakarta, Rabu (20/09/2017).
Sejumlah pembicara dari berbagai unsur dihadirkan, salah satunya Wakil Ketua Komisi IV DPR Herman Khaeron.
Dalam acara tersebut Herman mengatakan, pemerintah berkewajiban melakukan upaya peningkatan produksi benih jagung dan memperbanyak benih jagung dalam upaya peningkatan produksi jagung.
"Dalam pengembangan jagung pemerintah berkewajiban menciptakan lingkungan strategis sosial ekonomi yang kondusif bagi pengembangan usaha guna peningkatan produktivitas, efisiensi usaha dan daya saing," kata Herman.
Sementara Ketua PKPS Siswono Yudo Husodo mengungkapkan, dalam beberapa tahun terakhir, budidaya tanaman jagung di dalam negeri belum memperlihatkan produktivitas yang baik.
Hal itu lanjut Siswono, disebabkan pola penanamannya yang tersebar, tidak efisien dan berbiaya tinggi.
"Hal ini mempengaruhi terjadinya kekurangan pasokan untuk industri pakan dan peningkatan penggunaan bahan substitusi yang berasal dari produk impor," tuturnya.
Oleh karena itu, kata Siswono, permasalahan utama yang perlu dipertimbangkan dalam manajemen pengelolaan komoditas jagung antara lain upaya peningkatkan produktivitas jagung yang kebanyakan dilakukan oleh produsen kecil dengan lahan terbatas, yakni 0,4 hektare per rumah tangga.
Kemudian, menurunkan biaya transportasi jagung yang disebabkan kebun-kebun penghasil jagung tersebar di wilayah amat luas dengan kondisi infrastruktur terbatas. Peningkatan kualitas jagung Indonesia yang mengandung aflatoxin yang tinggi akibat kurang idealnya proses pengeringan, terutama pada jagung yang dipanen pada musim penghujan.
Selain Herman Khaeron, ada juga pembicara lain dalam kegiatan yang dihadiri sebanyak 150 orang peserta tersebut. Di antaranya Dirjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian Gatot Irianto, Deputi Kementerian Koordinator Perekonomian Musdhalifah, Direktur Landform BPN Budi S, Gabungan Perusahaan Makanan Ternak (GPMT) Desianto Utomo, Gabungan Organisasi Peternak Ayam Nasional (GOPAN) Tri Hardianto, Petani Jagung Sollahuddin dan Yayasan Mubyarto Noerb Sutrisno.(yn)