Berita
Oleh M Anwar pada hari Senin, 23 Okt 2017 - 21:04:44 WIB
Bagikan Berita ini :

Fantastis, Pilkada Serentak 2018 Diperkirakan Telan Rp 20 Triliun

32459052_620.jpg
Pilkada serentak siap digelar tahun depan (Sumber foto : Dok Istimewa)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) -- Memasuki tahun politik 2018, partai politik sudah melakukan banyak persiapan terutama dalam menghadapi pilkada serentak di seluruh Indonesia. Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) memperkirakan biaya perhelatan pilkada serentak itu bakal mencapai Rp 20 triliun.

"Politik itu memang mahal. Anggaran yang ada ini kan disesuaikan dengan kepadatan pemilih, disesuaikan dengan kondisi geografis," kata Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo di Hotel Kartika Chandra, Jl Jenderal Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Senin (23/10).

Menurutnya, pilkada serentak akan digelar di 171 daerah yang berada di 17 Provinsi, 39 Kota maupun 115 Kabupaten. Dari masing-masing daerah itu anggaran pilkada besarannya berbeda-beda atau tidak sama antara daerah satu dengan yang lainnya.

"Itu juga belum diukur dari pengeluaran partai politik, dari calon, pemerintah, dari Kepolisian. Walaupun sudah dianggarkan masih keluar banyak, belum TNI, belum BIN, belum kejaksaan," ujar dia," tambahnya.

Diperkirakan anggaran untuk pilkada serentak nanti mencapai Rp 20 triliun dan saat ini baru terkumpul Rp 15,2 triliun. "Jadi cost (biaya) baru Rp 15,2 triliun yang terekam. Kalau semua ditandatangani bisa naik menjadi Rp 20 triliun. Luar biasa. Mudah-mudahan sukses. Ini harga proses demokrasi," kata Direktur Jenderal Otonomi Daerah Kementerian Dalam Negeri Sumarsono

Adapun rincian anggaran tersebut adalah untuk Komisi Pemilihan Umum (KPU) Rp 11,9 triliun, Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Rp 2,9 triliun serta pengamanan Polri dan TNI Rp 339,6 miliar.

Kemudian, saat ini dari 171 daerah yang melaksanakan Pilkada sudah menandatangani Naskah Hibah Perjanjian Daerah (NPHD) dengan KPU Kabupaten/Kota. Lanjutnya, dari 17 Provinsi daerah tersebut, yang sudah tanda tangan anggaran pengawasan NPHD dengan Bawaslu baru 16 Provinsi.

"Tanda tangan NPHD dengan Bawaslu 16 provinsi sudah. Tinggal 1 provinsi belum karena satu dan lain hal, yaitu Provinsi Maluku," ucapnya.

Lebih lanjut, pada tingkat Kabupaten/Kota dari 154 yang melaksanakan Pilkada, baru 90 daerah yang sudah menandatangani NPHD dengan Panita Pengawas. Sebab, sebagian panitia pengawas belum terbentuk di 64 Kabupaten/Kota sehingga terjadi hambatan.

"Hambatannya karena belum terbentuk panwas, lalu penghitungan belum clear. Kita selesaikan sebaiknya. Karena pilkada enggak mungkin jalan tanpa pengawasan," tuturnya. (aim)

tag: #  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
IDUL FITRI 2024
advertisement
IDUL FITRI 2024 MOHAMAD HEKAL
advertisement
IDUL FITRI 2024 ABDUL WACHID
advertisement
IDUL FITRI 2024 AHMAD NAJIB
advertisement
IDUL FITRI 2024 ADIES KADIR
advertisement
Berita Lainnya
Berita

MK Jamin Tak Ada Deadlock saat Pengambilan Keputusan Sengketa Pilpres

Oleh Sahlan Ake
pada hari Kamis, 18 Apr 2024
JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Mahkamah Konstitusi (MK) menjamin tidak akan ada deadlock dalam pengambilan putusan sengketa Pilpres 2024. Saat ini, Hakim Konstitusi masih melaksanakan rapat ...
Berita

Pemprov DKI Jakarta Apresiasi Bank DKI Penyumbang Dividen Terbesar

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Pemprov DKI Jakarta melalui Kepala Badan BP BUMD Provinsi DKI Jakarta, Nasruddin Djoko Surjono menyampaikan apresiasi atas kontribusi Bank DKI sebagai Badan Usaha Milik ...