Bisnis
Oleh Ferdiansyah pada hari Sabtu, 28 Okt 2017 - 22:01:44 WIB
Bagikan Berita ini :

Pejabat Diancam Dibunuh, Ini Cerita Purnomo Yusgiantoro Soal PLTN

42IMG-20171028-WA0164.jpg
Purnomo Yusgiantoro dan nara sumber seminar 'Optimalisasi Pengelolaan Energi Fosil dan Non Fosil di Indonesia' di Fakultas Teknologi Kebumian dan Energi Universitas Trisakti, Jakarta, Sabtu (28/10/2017) (Sumber foto : Istimewa )

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)--Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) periode 2000-2009, Purnomo Yusgiantoro memiliki cerita seru tentang rencana pembangunan PLTN. Salah satu pejabat Eselon I Kementerian ESDM yang ditugaskan melakukan sosialisasi pernah diancam dibunuh oleh warga yang daerahnya akan dijadikan lokasi PLTN.

“Bapak, saya hampir di bunuh di Gunung Muria karena melakukan sosialisasi dari pembangunan PLTN,” ujar Purnomo menirukan Evita H Legowo, pejabat Eselon I Kementerian ESDM yang dia tugaskan saat menjabat Menteri ESDM. Purnomo menceritakan hal itu saat menjadi nara sumber dalam seminar 'Optimalisasi Pengelolaan Energi Fosil dan Non Fosil di Indonesia' di Fakultas Teknologi Kebumian dan Energi Universitas Trisakti, Jakarta, Sabtu (28/10/2017)

Purnomo menambahkan bahwa pengalaman Evita tersebut menunjukkan besarnya bentuk penolakan masyarakat terhadap pembangkit listrik tenaga nuklir. Masyarakat, menurut dia, masih belum bisa dan belum siap menerima kehadiran atau pembangunan PLTN.

“Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 79/2014 tentang kebijakan energi nasional, PLTN merupakan alternatif terakhir sumber energi sehingga pemerintah dan DPR perlu meninjau kembali pembangunan PLTN dan mengedepankan pemanfaatan energi terbarukan lainnya” ucapnya.

“Keamanan begitu penting. Selalu terjadi perdebatan pada nuklir karena menyangkut keamanan. Orang bilang: aku mau nuklir, tapi aku tidak mau nuklir di bangun di pekarangan rumahku. That's always like that," sambungnya.

Saat menyampaikan paparan, Purnomo banyak membahas mengenai kekuatan, kelemahan peluang dan ancaman khususnya dalam migas, energi baru dan energi terbarukan yang dianggap sangat bermanfaat untuk merumuskan strategi kebijakan energi di Indonesia.

“Saya akan mengidentifikasi berbagai elemen dalam hal ini energi fosil, non-fosil, energi baru dan terbarukan dengan menggunakan analisa SWOT (strength, weakness, opportunities and threat),” ucapnya.

Purnomo juga menegaskan pengembangan energi terbarukan yang dapat dimanfaatkan sangat cocok bagi Indonesia. “Hidup di negara beriklim tropis dengan energi matahari yang cukup berlimpah dapat dimanfaatkan untuk pengembangan energi terbarukan, begitu juga dengan mengedepankan energi dari tenaga angin serta energi biodesel," paparnya.

Seminar dibuka oleh Ketua Panitia yaitu Dr. Ir. Ratnayu Sitaresmi, MT, dosen Universitas Trisakti. “Seminar ini diadakan untuk menambah pengetahuan dan sebagai tempat sosialisasi yang efektif antara dosen, mahasiswa, pemangku kebijakan dan masyarakat,” tutur dia sembari mengatakan bahwa acara ini juga merupakan rangkaian dari Dies Natalis ke 52 Universitas Trisakti.(dia)

tag: #  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
IDUL FITRI 2024
advertisement
IDUL FITRI 2024 MOHAMAD HEKAL
advertisement
IDUL FITRI 2024 ABDUL WACHID
advertisement
IDUL FITRI 2024 AHMAD NAJIB
advertisement
IDUL FITRI 2024 ADIES KADIR
advertisement