Berita
Oleh M Anwar pada hari Kamis, 09 Nov 2017 - 06:28:56 WIB
Bagikan Berita ini :

Gempa Bumi Goyang Bali

93info-gempa_20170922_132751.jpg
Gempa bumi (Sumber foto : Dok Istimewa)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Gempa tremor harmonik, Kamis (9/11) kembali terjadi di sekitar Gunung Agung sekitar pukul 05.00 pagi. Gempa terjadi selama 32 detik.

Kabid Mitigasi Gunung Api PVMBG, Gede Suantika terjadinya gempa menandakan Gunung Agung belum aman. Sebab, magma diduga berada beberapa puluh meter di bawah dasar kawah.Aktivitas Vulkanik Gunung Agung hingga kini masih mendapatkan pantauan yang ketat dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG).

Hal ini selain dikarenakan status gunung masih bertenger di level III (Siaga), hingga kini kegempaan juga masih tercatat di oleh seismograf.
Berdasarkan data yang dirilis PVMBG tercatat kisaran gempa di Gunung Agung masih berada di antara 30-100 gempa per hari.

Dalam data tersebut tercatat terjadi sedikitnya 35 kali gempa dalam periode waktu 18 jam tersebut. Adapun gempa tersebut terdiri atas 14 kali gempa vulkanik dangkal (VB), 15 kali gempa vulkanik dalam (VA), empat kali gempa tektonik jauh, sekali gempa tektonik lokal serta sekali Gunung Agung mengalami gempa tremor harmonik dalam waktu 32 detik dengan amplitude 4 mm.

Terkait dengan data tersebut Kabid Mitigasi Gunung Api PVMBG, Gede Suantika ketika dikonfirmasi Rabu (8/11), mengatakan bahwa Gunung Agung mengalami gempa tremor harmonik untuk pertama kalinya sejak terjadinya peningkatan vulkanik gunung terbesar di Bali itu.

“Ya Gunung Agung memang baru pertama kali tercatat mengalami gempa tremor harmonik,” ungkapnya.

Lebih lanjut dikatakan, gempa tremor harmonik merupakan gempa yang dialami gunung api akibat pelepasan dari fluida atau energi di dalam gunung api. Hanya saja, yang membedakan gempa tremor harmonik dengan gempa tremor non harmonik adalah kedalaman dari epinsentrum gempa tersebut.

“Untuk Gunung Agung tremor non harmonik mewakili aliran magmanya masih jauh di bawah, sedangkan untuk tremor harmonik mewakili aliran gas atau asap kawah yang berwarna putih,” jelasnya.

Menurut Gede, adanya gempa tremor harmonik memiliki kemiripan dengan terjadinya gempa akibat dari hembusan yang keluar dari dalam kawah. Sehingga dari pelepasan fluida tersebut menimbulkan sebuah getaran dan akhirnya tercatat dalam seismometer.

Pun demikian, dengan adanya gempa tremor harmonik yang hampir sama dengan hembusan tentu tekanan yang ada di dalam gunung akan berkurang. Hanya saja tidak dapat dikatakan bahwa gunung tersebut aman sepenuhnya. Hal ini lantaran magma dari Gunung Agung diduga hanya berada puluhan meter dari dasar kawah.

“Iya itu (gempa tremor harmonik) merupakan aliran asap putih, dan kemungkinan magma berada puluhan meter di bawah dasar kawah,” paparnya.

“Dengan adanya rekomendasi bahwa 6 km – 7,5 km sektoral wajib waspada, dan semua masyarakat wajib waspada karena bencana bisa datang kapan saja,” tandasnya. (aim)

tag: #bnpb  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
IDUL FITRI 2024
advertisement
IDUL FITRI 2024 MOHAMAD HEKAL
advertisement
IDUL FITRI 2024 ABDUL WACHID
advertisement
IDUL FITRI 2024 AHMAD NAJIB
advertisement
IDUL FITRI 2024 ADIES KADIR
advertisement
Berita Lainnya
Berita

Ini Alasan Pembubaran PT NDK Menutup Kepentingan Pihak Lain

Oleh Sahlan Ake
pada hari Sabtu, 20 Apr 2024
JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --PT Nusantara Dua Kawan atau yang disingkat NDK resmi bubar. Pembubaran perusahaan ini sebelumnya sempat ramai di demo oleh sekelompok orang dengan tuduhan dugaan NDK ...
Berita

Cak Imin Ungkap Nasib Anies di Pilkada 2024

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Ketum PKB Muhaimin Iskandar atau Cak Imin menegaskan Anies Baswedan tidak berminat maju dalam Pilkada 2024. Cak Imin mengatakan pasangannya di Pilpres 2024 itu masih fokus ...