JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Sekretaris DPP Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) bidang Lingkungan Hidup Aris Munandar menyebut, megaproyek reklamasi Teluk Jakarta sebagai produk kebijakan yang sangat konyol.
Menurutnya, para nelayan dan masyarakat pesisir terdampak kebijakan tersebut kini terpaksa tergusur sehingga kehilangan mata pencaharian. Aktivitas tangkapan ikan mereka diberangus oleh syahwat rakus sekelompok kapitalis.
"Faktanya, Menko Maritim Luhut Binsar Pandjaitan paling depan mendukung reklamasi," tegas Aris disela-sela unjuk rasa 'tolak reklamasi' di depan Kantor Menko Kemaritiman, Jalan Thamrin, Jakarta Pusat, Jumat (10/11/2017).
"Jokowi gembar-gembor soal laut meritim. Jokowi mengaku tidak tahu menahu soal reklamasi. Sedangkan Luhut tampak mati-matian mengawal reklamasi. Akrobat kedua jawara istana ini membuat masyarakat bingung dan timbul sejuta pertanyaan, apakah benar ada matahari kembar di dalam istana?," ujarnya di lokasi.
Selain itu, IMM juga mengkritik Luhut yang selama ini dianggap hanya menggunakan sudut pandang ekonomi kapitalis dalam melaksanakan kebijakan reklamasi di Teluk Jakarta.
"Kami IMM mengkritik Luhut jangan hanya menggunakan kacamata ekonomi kapitalis kemudian mengabaikan aspek kemanusiaan dan lingkungan hidup, karena biang pencemaran lingkungan adalah musuh bersama yang harus di perangi," ucapnya.
Ia menuturkan, dalam pasal 34 UUD 1945 menyerukan agar fakir miskin dan anak-anak terlantar di pelihara oleh negara. Namun, menurut dia, Luhut justru menyebabkan nelayan menjadi terlantar.
Oleh karena itu, DPP IMM sangat tegas menolak sejumlah reklamasi di Indonesia, utamanya di teluk Jakarta, karena reklamasi bukan kebutuhan dan solusi yang tepat untuk Indonesia.
"Sekali lagi, kami IMM mendesak presiden Jokowi agar mencopot Menko maritim karena memberikan ijin reklamasi berarti tidak Pancasilais karena berbuat ketidakadilan sosial," katanya. (icl)