BENGKULU (TEROPONGSENAYAN)--Kementerian Tenaga Kerja (Kemenaker) mendorong pelatihan tenaga kerja atau magang untuk meningkatkan kompetensi. Selain mendapatkan pengalaman kerja, prograk magang juga sangat penting untuk meneingkatkan ketrampilan bagi lulusan S1 maupun SMK.
Demikian diungkapkan Menteri Tenaga Kerja Muhammad Hanif Dhakiri usai menyaksikan penandatanganan kerja sama program magang Provinsi Bengkulu dengan International Manpower Development Organization Japan (IM Jepang) di Kota Bengkulu, Jumat (17/11/2017).
''Magang seperti ini agar anak-anak punya keterampilan dan pengalaman kerja baik di Jepang,'' ucap Menaker M Hanif Dhakiri yang juga politisi PKB ini.
Namun Menaker M Hanif Dhakiri mengatakan, pemerintah tidak menargetkan berapa banyak tenaga kerja yang bisa dimagangkan ke Jepang. Tapi saat ini ada sekitar 23 ribu tenaga magang Indonesia di Jepang di beragam sektor seperti konstruksi, manufaktur, dan UKM.
Secara umum, menurut Menaker M Hanif Dhakiri, Kemenaker membuka diri terhadap kerja sama yang membantu peningkatan keterampilan dan kompetensi tenaga kerja Indonesia. Apalagi Presiden Joko Widodo meminta agar pendidikan vokasi dapat didorong untuk meningkatkan kualitas SDM Indonesia.
Kemenaker, menurut dia, menyiapkan program magang terstruktur dengan 8.000 instruktur dan mentor. Magang ini akan disertifikasi dan sesuai jenjang karir. Kemenaker juga sudah sepakat dengan Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) untuk menggelar magang terstruktur bagi 400 ribu orang.
Pada kesempatan tersebut Menaker mengungkapkan bahwa lulusan S1 punya dilema. Kalau kerja sesuai ijazah, mereka dianggap kurang kompeten. Akibatnya saat diterima tapi jadi turun derajat. Di SMK pun, guru produktif yang mengajar kemahiran tertentu hanya 25 persen dari jumlah guru yang ada.
''Hal-hal seperti itu yang membuat angkatan kerja kita bisa langsung diserap pasar kerja,'' ungkap M Hanif Dhakiri.
Untuk itulah, Menaker M Hanif Dhakiri mengatakan menyambut baik kerja sama serupa seperti program magang antara Pemerintah Provinsi Bengkulu dengan IM Jepang. Apalagi pemagangan tenaga kerja Indonesia ke Jepang sudah sejak 1993.
Pemerintah tidak menargetkan berapa banyak tenaga kerja yang bisa dimagangkan ke Jepang. Tapi saat ini ada sekitar 23 ribu tenaga magang Indonesia di Jepang di beragam sektor seperti konstruksi, manufaktur, dan UKM.(dia/dbs)