JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)--Menyusul penetapan KPK menahan Setya Novanto, malam ini beredar khabar Idrus Marham menjadi Plt Ketua Umum DPP Partai Golkar. Selain itu juga ditetapkan Plt Sekjen DPP Partai Golkar adalah Yahya Zaini.
Politisi senior yang juga pengurus teras DPP Partai Golkar, Indra Bambang Utoyo mengaku baru mendapat informasi tentang hal tersebut. Namun dia masih belum bisa memastikan tentang kebenaran informasi itu. Hanya saja, menurut dia, jika benar dinilai akan menimbulkan gejolak baru.
"Saya baru mendapat kabar atau isu bahwa SN telah menandatangani Plt Ketua Umum kepada saudara Idrus dan Plt Sekjen adalah saudara Yahya Zaini. Isu ini belum tentu benar, namun bila benar adanya pastilah akan menimbulkan gejolak baru," ujar Indra kepada TeropongSenayan, Sabtu malam (18/11/2017) dalam pesan tertulisnya.
Menurut Indra, dalam keadaan Partai Golkar mengalami cobaan besar seperti sekarang (dengan telah ditetapkan Ketua Umum sebagai Tersangka dan ditahan), harusnya keputusan-keputusan penting dibicarakan secara terbuka bukan dengan bisik-bisik. Bukan sebaliknya, karena bisa memicu munculnya isu yang liar maupun gejolak baru secara internal.
"Bikin rapat pleno, undangan ditandatangani Ketua Harian dan Sekjen, kita bicarakan mau diarahkan kemana penyelesaian masalah internal partai ini. Begitu seharusnya," papar Indra Bambang Utoyo.
Hal senada juga diungkapkan oleh M Shoim Haris, pegiat Generasi Muda Partai Golkar (GMPG) dan Ketua Kajian Strategis DPP Ormas MKGR. Mengaku mendengar isu penetapan Idrus Marham menjadi Plt Ketua Umum DPP Partai Golkar dan Plt Sekjen DPP Partai Golkar adalah Yahya Zaini, namun dia belum bisa memastikan kebenarannya.
"Cuma kan SN sedang pingsan kok bisa tanda tangan? Lagi pula (penetapan Idrus Marham menjadi Plt Ketua Umum DPP Partai Golkar dan Plt Sekjen DPP Partai Golkar adalah Yahya Zaini-Red) harus diputus di pleno," ujar M Shoim Haris. Dia menambahkan rumor itu pernah beredar beberapa waktu lalu sebagai exit plan yang diajukan Setya Novanto.(dia)