JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)--Situasi di internal Partai Golkar terus 'bergejolak' setelah sang Ketum Setya Novanto ditahan KPK. Penunjukkan pelaksana tugas (Plt) diusulkan guna mengisi kursi Novanto. Namun, Yorrys tidak setuju jika Plt diisi Sekjen Golkar Idrus Marham.

"Idrus, tidak mungkin Idrus, dia Sekjen kan mana bisa Sekjen jadi Plt. Jangan merusak tatanan yang sudah ada," kata Yorrys saat dihubungi TeropongSenayan, Senin (20/11/2017).

Sesuai aturan, kata Yorrys, ketua harian Partai Golkar yang berhak menggantikan posisi Novanto sebagai Plt.

"Ketua harian yang harus menggantikan, baca aturan aja, tidak mungkin lah Sekjen, tidak usah terlalu berfikir yang macem-macem bilang sekjen itu mengangkat dirinya sendiri dengan memaksakan kehendak ini kan tidak bagus buat partai," katanya.

Saat disinggung sosok yang tepat menggantikan Novanto sebagai ketua umum jika digelar musyawarah nasional luar biasa (Munaslub), Yorrys memberikan jawabannya.

"Memang pilihan yang terbaik itu ya Airlangga (Hartarto) untuk Munas," tandasnya.

Sebelumnya, Politikus Partai Golkar Indra Bambang Utoyo memberi bocoran soal rencana menjadikan Idrus Marham sebagai Plt.

Menurut dia, posisi strategis sebagai Ketum dinilai harus segera digantikan. Apalagi Golkar hendak menghadapi Pilkada 2018 dan Pemilu 2019.

Informasi yang beredar di kalangan internal, sambung Indra, Idrus akan didaulat menjadi Plt Ketum Golkar. Sementara posisi sekjen yang ditinggal Idrus akan diberikan kepada Yahya Zaini.

Walau demikian, Indra merasa perlu mengingatkan bahwa AD/ART Golkar tidak mengatur tentang penunjukan Plt secara tegas. Karenanya, dia minta agar penunjukan itu dilakukan dalam pleno, bukan main tunjuk dan angkat seenaknya sendiri.(yn)