JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)--Pengamat politik hukum dan keamanan negara, Rr Dewinta Pringgodani menilai, keberanian KPK menjebloskan Setya Novanto ke rumah tahanan tidak lepas dari 'campur tangan' Presiden Joko Widodo dan Polri.
Menurut Dewinta, tanpa dukungan Jokowi dan Polri, langkah KPK dalam menangkap Novanto mustahil berjalan mulus.
"Kita tahulah posisi Pak Novanto itu sebagai Ketua DPR RI dan sekaligus Ketua Umum Partai besar Golkar. Pengaruhnya pasti sangat besar. Tapi setelah Presiden melempar sinyal agar (Setnov) menghormati proses hukum, memang terlihat tidak ada intervensi Presiden sama sekali, walaupun partainya Pak Setnov pendukung pemerintah," kata Dewinta melalui pesan elektroniknya, Jakarta, Senin (20/11/2017).
Ia berpendapat, melalui sinyal tersebut Presiden Jokowi ingin menyampaikan pesan bahwa dirinya betul-betul konsisten dalam upaya pemberantasan korupsi, kendati Partai Golkar yang dipimpin Novanto merupakan salah satu partai yang sudah mendeklarasikan diri mendukung Jokowi pada Pilpres 2019 mendatang.
Begitu juga Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian dan Wakil Kapolri Komjen Polisi Syarifuddin, yang menurutnya juga pro pemberantasan korupsi.
Hal itu tampak dengan totalnya Polri membantu KPK dalam mencari Setnov yang sempat menghilang.
"Waktu penggeledahan rumah Setnov, Polri jelas membackup dengan mengerahkan kekuatan maksimal," ujar Dewinta.
Diketahui, Setnov telah resmi dipindahkan dari ruang perawatan di Rumah Sakit Ciptomangunkusumo (RSCM) ke tahanan rutan KPK di Jalan Kuningan, Jakarta Selatan, tepatnya pada Minggu (19/11/2017) jelang tengah malam.(yn)