JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)--Pengamat politik dari Universitas Pelita Harapan Emrus Sihombingmenilai, beragamnya temuan hasil survei soal Pilpres 2019 akan membuat masyarakat bingung.
Menurut Emrus, secara ilmiah sah saja sebuah lembaga survei mengeluarkan hasil penelitiannya, namun penggunaan pola yang berbeda dalam melakukan survei akan menentukan hasil yang berbeda pula.
"Secara ilmiah hasil surveinya sah tidak salah, tapi meteologi yang digunakan akan menentukan hasil survei, ini membingungkan masyarakat," ujar dia kepada wartawan di Jakarta, Senin (04/12/2017).
Dijelaskannya, pemilih yang dilibatakan dalam satu survei secara pisikologi juga cenderung menentukan jawaban pada tokoh yang dicantumkan pada urutan jawaban pertama, sehingga masyarakat juga seharusnya kritis melihat hasil survei yang dipaparkan saat ini.
"Misalanya urutan jawaban dari kiri ke kanan atau dari atas kebawah maka ada tokoh yang ada di urutan pertama, secara pisikologis orang yang belum punya pilihan kandidat mereka cenderung menentukan jawaban pada tokoh teratas pada urutan jawaban, mereka tidak mau repot sikologi kuisoner seperti itu," ungkapnya.
Menurutnya, berbeda dengan mereka yang sudah memiliki pilihan kandidat, saat disodorkan kuisoner mereka cenderung lebih teliti dalam menentukan jawabannya.
Sebaiknya, kata dia, semua lembaga survei sepakat menggunakan metodologi yang sama, agar hasil dari survey tersebut tidak terbantahkan lagi.
"Kalau lembaga survei menggunakan metodologi yang sama maka hasilnya bisa mencerahakan masyarakat karena hasilnya tidak terbantahkan," pungkasnya.(yn)