Opini
Oleh Asyari Usman (Wartawan Senior) pada hari Kamis, 07 Des 2017 - 01:02:14 WIB
Bagikan Berita ini :

#SaveDennySiregar #SaveAbuJanda

80IMG-20171116-WA0003.jpg
Asyari Usman (Wartawan Senior) (Sumber foto : Istimewa )

Kalau ada diantara Anda yang ingin beramal sholih ekstra, inilah saatnya. Caranya mudah dan pahalanya besar. Cukup Anda ikut mendukung hash-tag #SaveDennySiregar dan #SaveAbuJanda.

Dua bintang medsos, yaitu Denny Siregar dan Abu Janda, konon sedang mengalami stress tingkat tinggi setelah ikut menjadi narasumber acara Indonesia Lawyers Club (ILC), yang juga dikenal sebagai arena “intellectuality test” (uji intelektualitas). Pasalnya, mereka mempermalukan diri mereka sendiri di depan jutaan permirsa TVOne.

Denny membuat dirinya sendiri malu, bukan dipermalukan oleh orang lain. Dia menyampaikan komentar-komentar yang jauh di bawah standar minimum ILC. Malam kemarin ILC membahas perlu-tidaknya Reuni 212.

Ketika diberi kesempatan oleh pemandu acara, Karni Ilyas, untuk menyampaikan pendapatnya, Denny malah membahas poin yang paling remeh dalam penyelenggaraan Reuni 212, yakni poin tentang pendanaan dan bijak-tidaknya mengeluarkan uang yang begitu besar. Para pembicara lain, secara tak langsung, membuat Denny jauh tertinggal dalam hal konten kecendekiawanan (intellectuality content) komentar-komentar beliau.

Saya sepakat dengan tindakan Denny, lewat TS Facebook beliau, menyalahkan para pembicara lain. Sebab, gara-gara merekalah Pak Denny menjadi terdedah (terekspos). Seharusnya para narasumber menyetel kualitas uraian mereka agar tidak jomplang dengan mutu komentar Denny.

Kemudian, tiba giliran Abu Janda mempermalukan dirinya sendiri dengan data yang salah tentang bendera Hizbut Tahir. Beliau menunjukkan bendera Usmani Tukri di depan ILC dan mengatakannya sebagai bendera Rasulullah SAW. Ustad Felix Siaw terlalu tega mengoreksi Abu Janda di depan siaran langsung. Saya yakin, Ustad Felix merasa menyesal membantah Abu Janda soal data “asbun” tentang bendera itu.

Kemudian, Prof Mahfud MD juga secara “tak sengaja” mengoreksi Abu Janda tentang periwayatan hadits yang berlangsung 200 tahun setelah Baginda Nabi wafat. Secara implisit Abu Janda berpendapat bahwa hadits itu diragukan kebenarannya karena sangat jauh jarak periwayatanya sejak kewafatan Rasulullah. Kata Pak Mahfud, periwayatan hadist memang berjarak 200 tahun setelah Rasulullah wafat. Kalangan NU meyakini itu, kata Prof Mahfud.

Jadi, pengeksposan kadar intelektualitas kedua saudara kita itu, Denny Siregar dan Abu Janda, seharusnya tidak terjadi di siaran langsung ILC. Ini merupakan peristiwa yang sangat menyedihkan.

Kita tidak ingin kedua tokoh sosmed yang beken ini mengalami luka psikis yang terlalu dalam. Kita harus memprotes Karni Ilyas. Kita protes mengapa ILC menghadirkan para narasumber yang tingkat intelektualitasnya tidak disetarakan dengan kedua bintang sosmed itu.

Oleh karena itu, saya ajak Anda untuk mendukung kampanye #SaveDennySiregar #SaveAbuJanda.(*)

Disclaimer : Rubrik Opini adalah media masyarakat dalam menyampaikan tulisannya. Setiap Opini di kanal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penulis dan teropongsenayan.com terbebas dari segala macam bentuk tuntutan. Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan dengan tulisan ini maka sesuai dengan undang-undang pers bahwa pihak tersebut dapat memberikan hak jawabnya kepada penulis Opini. Redaksi teropongsenayan.com akan menayangkan tulisan tersebut secara berimbang sebagai bagian dari hak jawab.

tag: #  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
AMIN BANNER 01
advertisement
AMIN BANNER 02
advertisement
AMIN BANNER 03
advertisement
AMIN BANNER 04
advertisement
AMIN BANNER 06
advertisement
AMIN BANNER 08
advertisement
Opini Lainnya
Opini

In Prabowo We Trust" dan Nasib Bangsa Ke Depan

Oleh Syahganda Nainggolan
pada hari Kamis, 28 Mar 2024
JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Susilo Bambang Yudhoyono dalam pidatonya kemarin di acara berbuka puasa bersama, "Partai Demokrat bersama Presiden Terpilih", tanpa Gibran hadir, kemarin, ...
Opini

MK Segera saja Bertaubat, Bela Rakyat atau Bubar jalan

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Mahkamah Konstitusi (MK) segera bertaubat. Mumpung ini bulan Ramadhan. Segera mensucikan diri dari putusan-putusan nya yang menciderai keadilan masyarakat.  Di ...