TSJateng
Oleh M Anwar pada hari Selasa, 12 Des 2017 - 22:43:59 WIB
Bagikan Berita ini :

Sudirman Said : Pembangunan Energi Baru Butuh Negarawan Bukan Politisi

52IMG-20171211-WA0051.jpg
Mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said saat menjadi pembicara dalam Seminar Energi Baru Terbarukan yang diselenggarakan Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Senin (11/9/2017) di Solo, Jawa Tengah (Sumber foto : Istimewa )

SOLO (TEROPONGSENAYAN)-- Pembangunan sektor energi, termasuk energi baru terbarukan (EBT) memerlukan visi kenegarawanan. Pasalnya, pembangunan energi bersifat jangka panjang sehingga memerlukan visi dan kemampuan merencanakan jangka panjang.

Mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said mengemukakan hal itu saat menjadi pembicara dalam Seminar Energi Baru Terbarukan yang diselenggarakan Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Senin (11/9/2017) di Solo, Jawa Tengah.

"Pembangunan sektor energi hanya bisa dilaksanakan oleh negarawan, tidak bisa diserahkan ke politisi. Negarawan berpikir jangka panjang sampai generasi berikutnya, sementara politisi berpikir jangka pendek, berpikir kalender Pemilu bagaimana caranya bisa terpilih kembali," papar dia.

Menurut Sudirman, jika sektor energi dijadikan instrumen politik praktis, baik secara kebijakan maupun pada tataran praktis maka keberlangsungannya (sustainability) akan dikorbankan. "Sikap seperti ini pasti akan mengorbankan kebijakan pembangunan energi baru terbarukan," katanya.

Lebih lanjut Sudirman mengungkapkan, pembangunam EBT dalam jangka pendek memang dirasa mahal. Tetapi dalam jangka panjang menjadi murah dan berdampak positif pada ketahanan dan kedaulatan energi nasional.

"Membangun sektor energi, terutama energi baru terbarukan adalah membangun untuk generasi berikutnya. Karena itu diperlukan kenegarawanan. Hanya pemimpin negarawan yang akan berjuang keras membangun energi baru terbarukan," tegasnya lagi.

Sudirman menyampaikan, energi merupakan sektor yang dibutuhkan oleh semua orang, tetapi hanya dipahami oleh sedikit orang. Hal ini membuat ruang moral hazard (pelangaran moral) menjadi terbuka lebar.

"Sedikit orang itu mencari keuntungan sebesar-besarnya dari sektor ini, salah satunya dengan mempertahankan impor dibanding membangun kemandirian energi nasional," pungkasnya.(dia)

tag: #  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
AMIN BANNER 01
advertisement
AMIN BANNER 02
advertisement
AMIN BANNER 03
advertisement
AMIN BANNER 04
advertisement
AMIN BANNER 06
advertisement
AMIN BANNER 08
advertisement
TSJateng Lainnya
TSJateng

Presiden PKS Kaget Timses Cagub Sudirman Said Ditodong

Oleh Enjang Sofyan
pada hari Selasa, 03 Jul 2018
JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)--Presiden PKS mengaku kaget saat mengetahui salah satu tim sukses (Timses) calon gubernur Jawa Tengah Sudirman Said-da Fauziyah ditodong orang tak dikenal. "Kaget ...
TSJateng

Sudirman Said Kalah Versi Hitung Cepat, Sohibul: Saya Bangga

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)--Presiden PKS Sohibul Iman mengapresiasi upaya pasangan calon gubernur dan calon wakil gubernur, Sudirman Said-Ida Fauziah di Pilkada Jawa Tengah, Rabu (27/6/2018) ...