Berita
Oleh Mandra Pradipta pada hari Minggu, 24 Des 2017 - 17:02:05 WIB
Bagikan Berita ini :

Pesawat N219 Butuh Dana Rp 81,6 Miliar Untuk Uji Terbang

63hermankheron2.jpg
Wakil Ketua Komisi VII DPR, Herman Khaeron (Sumber foto : ist)


JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - PT Dirgantara Indonesia mengalami kekurangan anggaran hingga Rp 81,6 miliar dalam proyek pesawat perintis N219 Nurtanio.

Anggaran sebanyak itu dibutuhkan untuk membiayai serangkaian flight test atau uji terbang yang akan dilakukan di tahun 2018. Flight test perlu dilakukan untuk mendapatkan sertifikasi layak terbang sehingga pesawat dapat dipasarkan.

Hal itu diungkapkan Wakil Ketua Komisi VII DPR, Herman Khaeron saat bertemu Direksi PT Dirgantara Indonesia di Bandung, Jawa Barat, belum lama ini.

"Riset pesawat N219 dikerjakan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), sedang purwarupa pesawat dibuat PT Dirgantara Indonesia. Saat ini, hanya tersedia anggaran sebesar Rp 37 miliar," kata Herman kepada TeropongSenayan di Jakarta, Minggu (24/12/2017).

Lebih jauh, Herman mengatakan, kekurangan anggaran akan dibahas dalam rapat pembahasan APBN Perubahan. Dia berharap penyelesaian proyek pesawat N219 tidak lagi mengalami masalah dan PT Dirgantara Indonesia dapat segera mengurus komersialisasi pesawat itu.

Menurutnya, pesawat N219 merupakan karya anak bangsa sehingga perlu dapat dukungan semua pihak. Sehingga proyek itu tidak hanya berhenti pada riset, tetapi harus sampai ke komersialisasi.

"Sebagai negara dengan ribuan pulau, Indonesia wajib memiliki industri kedirgantaraan. Hal itu dapat menjamin interkoneksi antarpulau yang lebih cepat, efisien, dan efektif. Kalau tidak punya pabriknya (pesawat) maka kita hanya akan menjadi market bagi negara lain," jelasnya.

Dipaparkannya, pesawat N219 dapat mengangkat beban lebih berat ketimbang pesawat sejenis buatan negara lain. Komponen pesawat sekitar 55 persen berasal dari dalam negeri.

"Hanya mesin masih tergantung kepada negara lain. Ini harus menjadi industri strategis yang dikembangkan, didorong, dan didukung oleh fiskal yang memadai agar bisa melakukan aksi dan akselerasinya di bidang kedirgantaraan," tuturnya.

Sebelumnya, Direktur Utama PT Dirgantara Indonesia, Budi Santoso, memaparkan bahwa pesawat N219 dapat mengangkut 19 penumpang, bisa juga memuat kargo setara 2,3 ton barang seperti untuk distribusi logistik.

Budi mengatakan, keuntungan lain dari proyek pengembangan pesawat perintis ini, Indonesia memiliki satu siklus pengalaman mendesain pesawat dari nol.

"Kemampuan ini tidak dimiliki semua negara. Hanya negara tertentu yang punya kemampuan ini. Indonesia salah satunya. Kita punya pengalaman lengkap dari industri ini. PT DI melibatkan 108 engineer untuk merancang pesawat N291 di luar pekerja yang membangun pesawat. Proyek ini juga untuk regenerasi," pungkasnya.(plt)

tag: #hermankhaeron  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
AMIN BANNER 01
advertisement
AMIN BANNER 02
advertisement
AMIN BANNER 03
advertisement
AMIN BANNER 04
advertisement
AMIN BANNER 06
advertisement
AMIN BANNER 08
advertisement
Berita Lainnya
Berita

Kini Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di ATM BRI

Oleh Sahlan Ake
pada hari Kamis, 28 Mar 2024
JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Bank DKI kembali menunjukkan komitmennya dalam memberikan layanan terbaik kepada nasabah khususnya dalam layanan digital. Melalui kerja sama dengan PT Jalin Pembayaran ...
Berita

DPR Sahkan RUU Daerah Khusus Jakarta Jadi UU

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --DPR RI resmi mengesahkan Rancangan Undang-Undang Daerah Khusus Jakarta (RUU DKJ) menjadi Undang-Undang (UU). Pengesahan dilakukan pada Rapat Paripurna DPR RI ke-14, di ...