Opini
Oleh Djoko Edhi Abdurrahman (Anggota Komisi Hukum DPR 2004 - 2009, Wakil Sekretaris Lembaga Penyuluhan Bantuan Hukum Nahdlatul Ulama, PBNU) pada hari Selasa, 26 Des 2017 - 12:20:35 WIB
Bagikan Berita ini :

New Deal dari Kegilaan Trump

95SAVE_20160822_125409.jpg
Djoko Edhi Abdurrahman (Anggota Komisi Hukum DPR 2004 - 2009, Wakil Sekretaris Lembaga Penyuluhan Bantuan Hukum Nahdlatul Ulama, PBNU) (Sumber foto : Ilustrasi oleh Kuat Santoso )

Dalam setengah abad terakhir, baru di tangan Presiden Trump, Amerika Serikat jatuh ke titik nadir. Yaitu, kalah parah ketika mengabsah Jerussalem sebagai ibukota Israel. Sekutu Eropanya, hengkang meninggalkan Amerika. Kalah telak di voting PBB, Trump sendirian. Amerika bukan lagi polisi dunia. Amerika game over!

Dua mantan Presiden AS, Clinton dan Obama menyatakan tindakan paling bodoh sepanjang Amerika punya presiden.

Tentu saja Trump menjadi kian berbahaya. Presiden Amerika ini, masih memegang kunci senjata nuklir. Ia bisa saja pindah ke cungkil-cungkil detonator senjata nuklir dan WMD (weapon mass destruction). Banyak yang berharap hulu ledak itu menuju Korea Utara yang tampaknya bakal jadi tumbal.

Itu sangat mungkin untuk mengubah dunia. Sejak dahulu kala, hanya orang seperti Trump yang mampu mengubah dunia, meninggalkan status quo. Seperti apa wajah bumi setelah perang dunia ketiga Trump?

Saya lihat pernyataan otoritas keamanan Amerika Serikat yang tambah cemas dengan munculnya ancaman teror dalam negeri tadi malam di TV One. Trump tampak kepepet, dalam keadaan itu, ia bisa memainkan kilmeknya ke tombol senjata nuklir. Dan itu satu-satunya kiat untuk menyelamatkan Amerika tak terperosok semakin dalam ke titik nadir.

Trump harus mengubah peta secara revolusioner, seperti boss marketer harus mengoperasikan hard sale. Amerika sudah kalah di banyak medan. Di Syria, ia dikerubuti China, Rusia dan Iran. Konfrontasi dengan Korea Utara, Amerika dikerubuti oleh Cina dan Rusia sehingga Trump hanya bisa perang mulut dengan Presiden Korea Utara yang tak kalah aneh.

Di Asia Tenggara, Amerika dihabisi oleh Cina. Di Ametika Latin, semua sosialis yang didukung Cina, anti Amerika. Di Afrika, dikusai Cina, India dan Rusia. Di Eropa besar, semua telah meninggalkan Trump sejak kasus Jerussalem.

Satu-satunya jalan, Trump harus melanjutkan kegilaannya ke new deal. Suatu watak paradoksal yang jarang dimiliki Presiden Amerika Serikat yang bisa ia mainkan dengan baik sejak Pilpres.

Saya menerima dua movie Trump yang memungkinkan ia mampu melakoni kegilaan itu. Pertama movie yang beredar semasa Pilpres Amerika di mana Trump mengadakan eksibisi cungkil-cungkil mecky (kemaluan wanita). Enam gadis cantik dikilmek satu per satu. Luar biasa.

Movie kedua, ketika Trump main jaran-jaranan di playgroup. Ia lompat-lompat dan akhirnya harus ditarik oleh pembantunya dalam keadaan mabok ekstasi.

Dua movie itu cukup jelas, Trump mampu melakoni struktur kejiwaan paradok yang dikemukakan Harold D Lasswell tentang studi political psikoanalitik pemimpin Perang Dunia, di mana para pemimpin humanis as if mampu mengirim jutaan tentaranya untuk dibunuh dan membunuh di medan perang.(*)

Disclaimer : Rubrik Opini adalah media masyarakat dalam menyampaikan tulisannya. Setiap Opini di kanal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penulis dan teropongsenayan.com terbebas dari segala macam bentuk tuntutan. Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan dengan tulisan ini maka sesuai dengan undang-undang pers bahwa pihak tersebut dapat memberikan hak jawabnya kepada penulis Opini. Redaksi teropongsenayan.com akan menayangkan tulisan tersebut secara berimbang sebagai bagian dari hak jawab.

tag: #  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
IDUL FITRI 2024
advertisement
IDUL FITRI 2024 MOHAMAD HEKAL
advertisement
IDUL FITRI 2024 ABDUL WACHID
advertisement
IDUL FITRI 2024 AHMAD NAJIB
advertisement
IDUL FITRI 2024 ADIES KADIR
advertisement
Opini Lainnya
Opini

Kode Sri Mulyani dan Risma saat Sidang MK

Oleh Anthony Budiawan - Managing Director PEPS (Political Economy and Policy Studies)
pada hari Kamis, 18 Apr 2024
JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Sri Mulyani (dan tiga menteri lainnya) dimintai keterangan oleh Mahkamah Konstitusi pada 5 April yang lalu. Keterangan yang disampaikan Sri Mulyani banyak yang tidak ...
Opini

Tersirat, Hotman Paris Akui Perpanjangan Bansos Presiden Joko Widodo Melanggar Hukum: Gibran Dapat Didiskualifikasi?

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --1 April 2024, saya hadir di Mahkamah Konstitusi sebagai Ahli Ekonomi dalam sidang Perselisihan Hasil Pemilihan Umum 2024. Saya menyampaikan pendapat Ahli, bahwa: ...