JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)--Kepolisian Republik Indonesia (Polri) tengah mengumpulkan bukti-bukti atas penyerangan dan ledakan di Polsekta Bontoala, Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), Senin (1/1/2017) dini hari. Kepolisian juga belum bisa memastikan keterlibatan jaringan teroris dalam aksi tersebut.
"Diduga pelakunya dua orang. Diduga. (Ini) tidak ada kaitannya dengan hal-hal yang katakanlah bersifat besar. Jadi, kita belum memastikan, penyerangan ini melibatkan jaringan teroris," ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Divisi Humas Polri Brigjen Pol Mohammad Iqbal di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (1/1/2017).
Ia mengatakan, saat ini pihak kepolisian sedang bekerja mengumpulkan bukti-bukti. Polda Sulsel dibantu anggota kepolisian dari Mabes Polri kini bekerja di sekitar tempat kejadian perkara (TKP). Untuk Polsek yang terkena serangan, kata Iqbal, mereka juga terus bekerja dengan cepat untuk mengejar pelakunya.
"Kita kumpulkan itu, salah satunya CCTV. (Kalau) tidak ada di Polsek, kita kan ada berbagai CCTV di segala sudut yang menuju ke Polsek. Yakinlah, kami punya strategi teknis dan taktis untuk mengungkap siapa yang melakukan penyerangan ini," jelasnya.
Kejadian berawal ketika pukul 03.45 WITA, saat anggota Polsek Bontoala yang melakukan pengamanan malam tahun baru di depan mako, mendengar suara ledakan di belakang Mako Polsekta Bontoala. Kemudian selang beberapa menit, terdengar lagi ledakan kedua sehingga anggota bergegas menuju sumber ledakan.
Sebelum sampai ke sumber ledakan, muncul satu orang tidak dikenal dari belakang Polsek dan melemparkan sesuatu yang di duga bom pipa ke arah anggota. Seketika bom tersebut meledak di dekat anggota polisi. Serpihannya mengenai anggota Polsek Bontoala itu, dan salah satunya Kapolsek Bontoala Kompol Rafiuddin.
Setelah ledakan, anggota berusaha mengejar pelaku. Namun pelaku berhasil melarikan diri dengan memanjat tembok belakang Polsekta Bontoala.(plt/rep)