JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)-- Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat di September 2017 angka kemiskinan di Indonesia mengalami penurunan sebesar 0,52% poin selama periode Maret 2017-September 2017.
Dengan penurunan ini maka jumlah penduduk miskin pada September 2017 2017 mencapai 26,58 juta orang atau 10,12%. Artinya selama ini masyarakat miskin berkurang sebanyak 1,19 juta orang dibandingkan Maret 2017 sebanyak 27,77 juta orang atau 10,64%.
"September 2017 persentase penduduk miskin di Indonesia 10,12%. Menurun 0,52% dibandingkan Maret 2017 10,64%. Trennya menurun sejak tahun-tahun sebelumnya," ungkap Kepala BPS Kecuk Suhariyanto, Jakarta, Selasa (02/01/2018).
Menurutnya, jumlah persentase penduduk miskin terus mengalami penurunan baik di daerah perkotaan maupun daeerah perdesaan. Di daerah perkotaan pada Maret 2017 sebesar 7,72% turun menjadi 7,26% di september 2017. Sedangkan persentase masyarakat miskin pedesaan turun dari 13,93% di Maret 2017 menjadi 13,47% di September 2017.
"Posisinya kalau menurut kota dan desa, bisa dilihat bahwa persentase penduduk miskin di desa masih jauh lebih tinggi dibanding kota," jelasnya.
Sementara itu Kecuk menyebut bahwa masyarakat termiskin tertinggi ada di Papua dan Papua Barat dan penduduk miskin terendah ada di DKI Jakarta dan Bali. Jika dilihat dari persentase penduduk miskin menurut provinsi nya maka ada 26 provinsi yang mengalami penurunan. Dimana ada 8 provinsi yang mengalami penurunan penduduk miskin tertinggi yakni, Papua Barat sebesar 1,98% poin, NTB 1,02%, Aceh 0,97%, Sumut 0,94%, Jabar 0,88%, Bengkulu 0,86%, Sultra 0,84% dan Jateng 0,78%.
Selain itu 8 Provinsi yang mengalami kenaikan persentase penduduk miskin tertinggi adalah, Banten naik 0,14%, Babel naik 0,10%, Sulawesi Selatan naik 0,10%, Maluku Utara naik 0,09%, Sulawesi Tengah 0,08%, Kepri naik 0,07% dan DKI Jakarta 0,01%.
"Kemiskinan terpusat di Indonesia Timur, kemiskinan di Maluku dan Papua 21,23% atau 1,52 juta orang. Jawa 9,38% atau 13,94 juta orang. Sumatera 10,44% atau 5,97 juta orang. Artinya tetap, persentase penduduk miskin di perdesaan lebih tinggi dibanding perkotaan, sehingga kalau kita mau berantas kemiskinan, harus memberikan perhatian ke perdesaan dengan memperhatikan karakter khusus masyarakat desa, dengan mayoritas bekerja di pertanian," tukasnya. (aim)