JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)--PDIP akhirnya dapat dukungan PPP untuk mengusung Djarot Syaiful Hidayat-Sihar Sitorus di Pilgub Sumatera Utara (Sumut). Keputusan ini disertai adanya kontrak politik dengan DPW dan DPC PPP Sumut.
Demikian disampaikan Sekjen DPP PPP Arsul Sani kepada wartawan di Kompleks Parlemen, Senayan Jakarta, Rabu (10/1/2018).
"Sebelumnya ada keberatan dari DPW dan DPC PPP di Sumut, maka Pak Djarot dan Pak Sihar membuat kontrak politik dengan PPP yang berkaitan dengan umat Islam. Kontrak politik itu, telah disepakati kedua pasangan cagub dan cawagub,” ujarnya.
Menurut anggota Komisi III DPR itu, ada gelombang protes yang sempat muncul di DPW PPP Sumatera Utara soal opsi mendukung Djarot-Sihar. Untuk meyakinkannya, maka dibuat kontrak politik yang disepakati pasangan Djarot-Sihar.
Untuk itu, DPP PPP akhirnya memutuskan memberi dukungan untuk Djarot-Sihar. Pasalnya, tanpa PPP, PDIP tak bisa maju sendirian lantaran kursi dukungannya kurang.
“PPP sampaikan ke Pak Sihar yang kebetulan nonmuslim dan menjadi keberatan teman-teman PPP Sumut, tapi nantinya tetap akan silaturahmi dengan muslim lebih baik,” ujarnya.
Berikut 4 poin kesepakatan kontrak politik antara PPP dengan PDIP:
1. Djarot dan Sihar akan mendukung gerakan nasional wakaf Al Quran yang memang digelorakan oleh PPP, khususnya provinsi yang Islamnya masih minoritas. Tahun lalu PPP mendistribusikan lebih dari 50.000 Al Quran di luar Pulau Jawa.
2. PPP minta agar mengalokasikan lebih besar lagi dan secara khusus di APBD nanti kalau mereka yang menjadi gubernur dan wagub, untuk kepentingan lembaga pendidikan Islam dan ponpes yang ada di sana.
3. Djarot dan Sihar diminta agar mendorong lahirnya peraturan daerah melarang atau membatasi peredaran miras di wilayah Sumut.
4. Selama pemerintahan indeks pembangunan SDM harus ditingkatkan dan pengentasan kemiskinan.(yn)