Berita
Oleh Ferdiansyah pada hari Senin, 15 Jan 2018 - 22:33:31 WIB
Bagikan Berita ini :

KSPI Sebut Kenaikan Harga Beras Kado Pahit Jokowi di Tahun 2018

58beras.jpg
Indonesia Corruption Watch (ICW) (Sumber foto : Istimewa)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) menilai kenaikan harga beras ini merupakan kado pahit dari Pemerintahan Jokokwi-JK di awal tahun 2018 untuk buruh dan rakyat kecil.

"Pada awal 2018 ini kehidupan masyarakat semakin sulit akibat naiknya harga beras sebagai konsumsi utama rakyat Indonesia," ujar Presiden KSPI Said Iqbal dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin (15/1/2018)

Menurut Said Iqbal, kebutuhan pokok masyarakat yang mengalami kenaikan signifikan adalah tarif listrik pada 2017, yang dampaknya masih terasa hingga sekarang, naiknya biaya kontrakan, dan kini diperparah dengan naiknya harga beras.

"Dari ketiga kenaikan harga kebutuhan tersebut, mengakibatkan daya beli buruh turun berkisar 20 sampai 25 persen," ucapnya.

Padahal, kenaikan upah di tahun 2018 hanya sebesar 8,71 persen. Dengan demikian buruh dalam kehidupan sehari-seharinya pada 2018 akan nombok berkisar antara Rp 300 ribu hingga Rp 500 ribu per bulan.

"Dengan berutang karena upah yang mereka terima tidak mencukupi untuk membiayai kebutuhan hidup, itu artinya daya beli buruh makin anjlok," ujarnya.

Said Iqbal mengatakan, KSPI dan buruh Indonesia mendesak pemerintah untuk mengendalikan harga beras dengan cara menurunkan harga menjadi lebih murah. Buruh juga dengan tegas menolak impor beras.

Ia mengungkapkan alasan buruh menolak impor beras yang akan dilakukan Pemerintah sebesar 500 ribu ton, karena hal ini akan memukul daya beli petani.

Apalagi, diperkirakan bulan Februari akan ada panen besar. Dengan adanya impor beras, maka harga jual beras dari petani akan terpukul. Harga beras petani jatuh. Sehingga pendapatan petani semakin turun, yang membuat daya beli petani anjlok.

Buruh dan petani adalah kelompok masyarakat yang paling rentan terpukul daya belinya dengan kenaikan harga beras dan listrik dan kenaikan harga sewa kontrakan.

Oleh karena itu, sekali lagi, KSPI mendesak Presiden Joko Widodo agar jangan terlena dengan adagium tahun 2018 adalah tahun politik sehingga melupakan kesejahteraan buruh, petani, dan rakyat kecil.

Untuk merespon hal tersebut, kata Said Iqbal, KSPI dan FSPMI sedang mempersiapkan aksi besar-besaran di 50 kota besar yang melibatkan puluhan ribu buruh bilamana sampai dengan akhir Januari 2018 Pemerintah tidak bisa menurunkan harga beras.

Aksi yang akan digalang KSPI dan FSPMI tersebut direncanakan akan digelar serentak pada 6 Februari 2018 dengan tiga tuntutan rakyat atau Tritura, yaitu: Turunkan Harga beras - Stop Impor Beras, Naikkan Daya Beli - Tolak Upah Murah, Jangan Pilih Pimpinan Daerah yang Busuk. (Ant/icl)

tag: #harga-pangan  #impor-beras  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
IDUL FITRI 2024
advertisement
IDUL FITRI 2024 MOHAMAD HEKAL
advertisement
IDUL FITRI 2024 ABDUL WACHID
advertisement
IDUL FITRI 2024 AHMAD NAJIB
advertisement
IDUL FITRI 2024 ADIES KADIR
advertisement
Berita Lainnya
Berita

TKN Akan Gelar Nobar Sidang Putusan Sengketa Pilpres

Oleh Sahlan Ake
pada hari Jumat, 19 Apr 2024
JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran bakal menggelar acara nonton bareng sidang putusan sengketa hasil Pilpres 2024. Acara itu akan digelar secara sederhana bersama ...
Berita

Kemenhub Catat Arus Mudik-Balik Lebaran 2024 Capai 242 Juta Orang

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Kementerian Perhubungan (Kemenhub) melaporkan pergerakan secara nasional angkutan arus mudik-balik Lebaran 2024 mencapai 242 juta orang. Kemenhub menilai pelaksanaan ...