Opini
Oleh Prijanto (Aster KASAD 2006-2007 & Rumah Kebangkitan Indonesia) pada hari Jumat, 19 Jan 2018 - 11:02:06 WIB
Bagikan Berita ini :

RKI : Gerakan Kebangkitan Indonesia dan Persatuan Purnawirawan TNI-AD

65IMG-20170507-WA0000.jpg
Prijanto (Aster KASAD 2006-2007 & Rumah Kebangkitan Indonesia) (Sumber foto : Istimewa )

Rencananya TVRI dalam program ‘Rumah Demokrasi’ pada Jumat, 19 Januari 2018 pukul 21.30 dengan thema ‘Pemimpin Berkualitas, Indonesia Bangkit’ sangat kontekstual. Keadan Indonesia saat ini memang sedang mencari pemimpin berkualitas. Kegalauan rakyat Indonesia relatif sama, galau atas gejolak hatinya yang bertanya, dimana dan bagaimana memilih pemimpin dan apakah ada pemimpin yang mampu membangkitkan Indonesia. Pemimpin berkualitas? Ya, kini rakyat Indonesia sedang mencari sosok pemimpin berkualitas baik aspek wawasan maupun karakternya.

Secara ekstrim, Gerakan Kebangkitan Indonesia (GKI) yang dideklarasikan 7 Januari 2018, di Gedung Is Plaza, Jakarta Timur, mengajak rakyat Indonesia untuk bangkit dan bergerak agar NKRI tidak punah. Gerakan ini lahir setelah mengamati dan mencermati perkembangan lingkungan strategis global, regional dan nasional, bahwa ada indikasi Indonesia masuk dalam pusaran perang generasi ke-IV, yang juga dikenal dengan perang asimetris, dengan metode ‘war by proxy’. Pandangan dan perasaan GKI tersebut sama dengan pandangan Persatuan Purnawirawan TNI-AD (PPAD), yang ditulis dalam Buku Saku Pedoman Perjuangan PPAD.

Perang generasi ke-IV memang sangat berbeda dengan perang generasi ke-I yang tampak formal, ada keteraturannya, dan membedakan secara jelas warga sipil dengan militer. Begitu juga perang generasi ke-II (perang dunia-1) dan perang generasi ke-III (perang dunia-2) terlihat secara nyata. Walaupun saat ini ada kerja sama global, regional dan bilateral, namun pada hakikatnya masing-masing negara adalah pesaing. Masing-masing akan menggunakan segala cara untuk mencapai tujuannya, alias memenuhi kebutuhan negara dan bangsanya.

Pada 17 Janauri 2018, Persatuan Purnawirawan TNI-AD mengadakan acara silaturahmi antara Pengurus Pusat dengan Purnawirawan TNI-AD dengan thema “Sebagai Bhayangkari Negara Purnawirawan TNI-AD Bertekad Tetap Mempertahankan Pancasila dan UUD 1945”. Penjabaran thema tersebut sejalan dengan visi dan misi Gerakan Kebangkitan Indonesia. Ada dua kata kunci (1) mempertahankan Pancasila (2) mempertahankan UUD 1945, yang disahkan 18 Agustus 1945. Sejujurnya, suka tidak suka, percaya tidak percaya, saat ini sangat banyak organisasi kemasyarakatan dan gerakan masyarakat yang memiliki nafas sama seperti GKI dan PPAD.

Ikrar pertama Purnawirawan TNI-AD yang ditulis dalam buku saku “Kami Purnawirawan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat adalah Warga Negara Kesatuan Republik Indonesia yang Bersendikan Pancasila”. Ikrar ini menunjukan bahwa para purnawirawan TNI-AD memiliki keyakinan dan pemahaman yang utuh terhadap nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara, sendi penggerak dan penghubung segala aspek kehidupan berbangsa dan bernegara.

Pancasila sebagai sendi penggerak dan penghubung segala aspek kehidupan dan sebagai alat pemersatu, merupakan keniscayaan. Pancasila akan memiliki arti bagi bangsa Indonesia jika nilai-nilainya menjadi karakter dari para pemimpin di Indonesia. Karena itulah, Gerakan Kebangkitan Indonesia dalam misi pertamanya “Mengedukasi dan mengajak memilih pemimpin Pancasilais”. Dari pemimpin yang berkarakter Pancasilais inilah diharapkan mampu memberikan suri tauladan bagi rakyat Indonesia, sehingga Pancasila menjadi ‘way of life’ bangsa Indonesia.

Tekad Purnawirawan TNI-AD (PPAD) untuk tetap mempertahankan UUD 1945, dilakukan melalui ajakan Kaji Ulang UUD hasil amandemen. Ajakan tersebut diwujudkan dalam 3 (tiga) Buku berjudul “Ajakan PPAD Konsolidasi Keindonesiaan” yang intinya mengkaji UUD hasil amandemen dan solusi yang ditawarkan. Tekad PPAD tersebut sejalan dengan misi ke-2 dari Gerakan Kebangkitan Indonesia yaitu ”Mengedukasi dan mengajak Kembali ke UUD 45 Asli, Untuk Disempurnakan”.

Undang-Undang Dasar kita sebagai sumber hukum. Sehingga, Pemimpin yang dilahirkan melalui sistem pemilihan yang diatur dalam sistem politik juga didasarkan Undang - Undang Dasar. Dengan demikian berbicara bagaimana agar kita bisa mendapatkan ‘Pemimpin Berkualitas’ untuk Indonesia Bangkit, mau tidak mau kita harus berbicara konstitusi negara juga. Karena itulah, membicarakan konstitusi atau Undang-Undang Dasar, bukanlah hal yang tabu.

Gerakan Kebangkitan Indonesia adalah Gerakan Moral dan Intelektual, artinya bukan gerakan politik praktis dan juga bukan gerakan makar. Siapapun bisa ikut gerakan ini, apapun golongan dan agamanya, apakah dari kalangan akademisi, kaum cerdik pandai, praktisi maupun dari aktivis, prinsip patriotik dan memiliki cita-cita sama untuk mewujudkan Indonesia Merdeka, Bersatu, Berdaulat, Aman Tentram, Adil dan Makmur. Mari kita bersatu, bangkit dan bergerak sebelum kita punah. Insya Allah Tuhan YME akan memberikan kejayaan bagi bangsa Indonesia. Amin (*)

Disclaimer : Rubrik Opini adalah media masyarakat dalam menyampaikan tulisannya. Setiap Opini di kanal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penulis dan teropongsenayan.com terbebas dari segala macam bentuk tuntutan. Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan dengan tulisan ini maka sesuai dengan undang-undang pers bahwa pihak tersebut dapat memberikan hak jawabnya kepada penulis Opini. Redaksi teropongsenayan.com akan menayangkan tulisan tersebut secara berimbang sebagai bagian dari hak jawab.

tag: #  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
IDUL FITRI 2024
advertisement
IDUL FITRI 2024 MOHAMAD HEKAL
advertisement
IDUL FITRI 2024 ABDUL WACHID
advertisement
IDUL FITRI 2024 AHMAD NAJIB
advertisement
IDUL FITRI 2024 ADIES KADIR
advertisement
Opini Lainnya
Opini

Ahlan Wa Sahlan Prabowo Sang Rajawali!

Oleh Syahganda Nainggolan
pada hari Rabu, 24 Apr 2024
JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Mahkamah Konstitusi sudah memutuskan Prabowo Subianto sah sebagai Presiden RI ke delapan. Itu adalah takdir Prabowo yang biasa dipanggil 08 oleh koleganya. Keputusan MK ...
Opini

Jalan Itu Tidaklah Sunyi

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --"Jika Mamah jadi penguasa apakah Mamah akan menjadikan anak Mamah pejabat saat Mama berkuasa?" Itu pertanyaan anakku malam ini. Aku mendengarkan anakku ini. ...