JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)--Gubernur DKI Anies Baswedan menegaskan, rumah dengan uang muka (down payment/DP) nol persen tidak untuk diperjualbelikan.
"Jadi kalau anda sudah memiliki rumah ini maka tidak bisa dijualbelikan," kata Anies di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakpus, Jumat (19/1/2018).
Kalaupun harus dijual, terang Anies, maka warga badan layanan usaha daerah (BLUD) yang akan membelinya. Hal ini dilakukan guna menghindari adanya pasar kedua (second market).
Dengan begitu, rumah DP nol persen akan tetap diperuntukkan bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).
Mantan Mendikbud ini mengungkapkan sejumlah kriteria umum penerima program rumah DP nol persen, yakni:
- Penerima harus terdaftar sebagai warga Provinsi DKI Jakarta. Ia wajib tercatat sebagai penduduk DKI dan ber-KTP DKI.
- Penerima belum pernah memiliki rumah sendiri. Selama ini ia mengontrak, sehingga tidak pernah mempunyai rumah sendiri.
- Untuk program yang saat ini berlangsung, yaitu di Pondok Kelapa, penerima harus berpenghasilan di bawah Rp 7 juta.
Sebelumnya, Anies melakukan peletakan batu pertama pembangunan rumah susun Klapa Village di Pondok Kelapa, Duren Sawit, Jakarta Timur, Kamis (18/1). Pembangunan itu merupakan implementasi program rumah down payment (DP) nol rupiah.
Rumah dengan DP nol rupiah merupakan salah satu janji Gubernur Anies dan Wakil Gubernur Sandiaga Salahuddin Uno saat kampanye di Pilkada DKI 2017. Anies pernah menjelaskan tiga skema yang akan ditempuh dalam penyediaan rumah susun DP nol rupiah.
Pertama, pembangunan rumah susun (rusun) baru dengan APBD di atas lahan milik Pemprov DKI. Kedua, pembangunan rusun DP nol rupiah akan melibatkan pihak swasta dalam pembangunan rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) di atas lahan milik pemprov. Ketiga, akan melibatkan BUMD/BUMN dalam penyediaan rumah yang proporsinya bergantung pada lokasi lahan.
Sasaran program rumah DP nol rupiah diprioritaskan bagi warga DKI yang belum memiliki rumah serta memenuhi kriteria kepemilikan rumah susun sederhana milik. Pengerjaan proyek itu akan dilakukan Perusahaan Daerah (PD) Pembangunan Sarana Jaya.
Anies mengatakan, hunian vertikal itu nantinya hanya diperuntukkan MBR di bawah Rp 7 juta. Dia menyebut, tahap pertama pembangunan Klapa Village akan dibangun satu menara terlebih dulu dari rencana dua menara.
Pengerjaannya ditargetkan selesai dalam 1,5 tahun ke depan. Namun, Anies meminta agar pelaksana proyek bisa menyelesaikannya lebih cepat.
Sesuai maket, menara pertama terdiri 20 lantai dengan total 703 unit. Sebanyak 513 unit di antaranya bertipe 36 meter persegi (m2) dan 190 unit tipe 21 m2. Harga per unitnya untuk tipe 36 dengan dua kamar ditetapkan Rp 320 juta, sementara tipe 21 yang memiliki satu kamar seharga Rp 185 juta.(yn)