Berita
Oleh M Anwar pada hari Rabu, 07 Feb 2018 - 12:20:00 WIB
Bagikan Berita ini :

Kemendagri Klaim Aturan Soal Penelitian Permudah Para Peneliti

62Soedarmo.jpg
Direktur Jenderal Politik dan Pemerintahan Umum, Kementerian Dalam Negeri, Soedarmo. (Sumber foto : dok istimewa)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) -- Direktur Jenderal Politik dan Pemerintahan Umum, Kementerian Dalam Negeri, Soedarmo mengatakan Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 3 Tahun 2018 tentang Penerbitan Surat Keterangan Penelitian (SKP) diterbitkan karena menghindari tumpang tindih regulasi yang ada.

"Permendagri ini keluar dalam rangka untuk merevisi permendagri 64/2011 tentang SKP. Kenapa ada revisi? Karena sudah muncul PTSP, Perpres 97/2014. Karena ada itu, perlu juga kita merevisi Permendagri," kata Soedarmo di kantor Kemendagri,Jakarta, Selasa (6/2/2018).

Soedarmo berdalih, Permendagri saat ini justru mempermudah peneliti.Sebab, para peneliti tak perlu lagi bersusah payah untuk melapor ke tiap jenjang pemerintahan, misalnya dari kabupaten/kota ke provinsi, dari provinsi ke nasional.

"Permendagri ini sebetulnya hanya untuk menghilangkan urut-urutan perizinan yang ada di Permendagri 64/2011. Sekarang, tidak ada lagi," kata Soedarmo.

"Permendagri ini lebih mempermudah para peneliti. Enggak ada hal yang memperberat para peneliti untuk melakukan penelitiannya baik institusi maupun perorangan," tegas dia.

Diketahui, pemerintah mengeluarkan Permendagri tersebut untuk mengatur rencana pelaksanaan penelitiandi seluruh wilayah Indonesia.

Tujuan diterbitkan SKP itu sebagai bentuk tertib administrasi dan pengendalian pelaksanaan penelitian dalam rangka kewaspadaan terhadap dampak negatif yang diperkirakan akan timbul dari proses penelitian.

Sayangnya, tak dijelaskan lebih lanjut soal ukuran dampak negatif tersebut. Hal ini lah yang memicu penolakan publik. SKP nantinya tidak akan diterbitkan jika instansi terkait menganggap penelitian yang akan dilakukan punya dampak negatif.

Padahal, dalam Permendagri terdahulu, Kemendagri hanya akan menolak menerbitkan SKP jika peneliti tidak mendapat tanda tangan dari pimpinan yang bersangkutan. (aim)

tag: #dki-jakarta  #mendagri  #tjahyokumolo  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
IDUL FITRI 2024
advertisement
IDUL FITRI 2024 MOHAMAD HEKAL
advertisement
IDUL FITRI 2024 ABDUL WACHID
advertisement
IDUL FITRI 2024 AHMAD NAJIB
advertisement
IDUL FITRI 2024 ADIES KADIR
advertisement
Berita Lainnya
Berita

Fraksi PKS Sangat Kecewa AS Veto Keanggotaan Penuh Palestina di PBB

Oleh Sahlan Ake
pada hari Sabtu, 20 Apr 2024
JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Ketua Fraksi PKS Jazuli Juwaini sangat kecewa dan menyesalkan sikap Amerika Serikat (AS) yang memveto draf resolusi untuk mengakui secara penuh keanggotaan Palestina di ...
Berita

TKN Akan Gelar Nobar Sidang Putusan Sengketa Pilpres

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran bakal menggelar acara nonton bareng sidang putusan sengketa hasil Pilpres 2024. Acara itu akan digelar secara sederhana bersama ...