JAKARA (TEROPONGSENAYAN) - Politisi Muda PPP DKI Jakarta Rendhika D Harsono Msc. mengingatkan soal pentingnya menumbuh kembangkan kecintaan kepada ulama sekaligus mengapresiasi nilai-nilai perjuangan para alim ulama dalam memerdekan bangsa Indonesia.
Rendhika menyebut peran ulama dalam menjalankan dan menentukan arah perjuangan Partai Persatuan Pembangunan yang kini telah berusia 45 tahun sangat penting dan tidak bisa dilupakan begitu saja.
"45 tahun adalah usia yang cukup panjang dalam kiprah politik dan pengabdian kepada rakyat, dan Partai Persatuan Pembangunan yang didirikan oleh para ulama dari Nahdlatul Ulama, PARMUSI, PSII dan PERTI merupakan wadah perjuangan umat Islam yang perlu kita jaga sebagai warisan penting para ulama terdahulu," ujar Rendhika saat menggelar takligh akbar dengan tema "Mengenang pengorbanan para alim ulama dalam menentukan arah perjuangan PPP” di Jakarta, Sabtu (17/2/2018).
Sebagai warisan ulama dan wadah perjuangan umat Islam, lanjut Rendhika, sudah sepatutnya para Pemimpin dan Pengurus PPP menempatkan para ulama sebagai Pilar dan landsan dalam gerak serta langkah-langkah perjuangan politiknya.
"Ulama adalah lokomotif dan nafas perjuangan partai, sehingga peran dan fungsi ulama bukan hanya dijadikan “alat” politik untuk mendulang suara atau vote getter saja," jelas Rendhika.
Tidak hanya itu, kata Rendhika, para kader PPP diseluruh Indonesia, juga harus bisa menempatkan ulama sebagai ruh pergerakan partai dalam memperjuangkan aspirasi umat Islam.
"Sebagai generasi penerus partai, kita tidak hanya sekedar menghormati para ulama dalam panggung dan mimbar-mimbar dakwah, tetapi juga mengapresiasi segala perjuangan beliau-beliau dalam menjaga eksistensi dan marwah partai dengan menjadikan ulama sebagai pijakan dalam membuat kebijakan politik partai," tegas Rendhika.
Di lokasi yang sama, dalam ceramahnya KH Syukron Mak'mun juga mengajak para jemaah dalam Tabligh Akbar untuk mengenang perngobanan para alim ulama. Para alim ulama atau tokoh Islam, kata dia, memiliki perjuangan besar dalam menjaga keutuhan NKRI.
Salah satu contohnya, lanjut Dewan Syariah PPP, ketika umat Islam sulit menerima permintaan perwakilan Indonesia timur untuk menghapus kalimat yang mewajibkan syariat Islam bagi pemeluknya dalam Piagam Jakarta.
"Dalam keadaaan genting umat islam dengan lapang dada mencoret menggati syariat islam dengan ketuhanan yang mahaesa. Hingga kala itu para founding father mengatakan bahwa pancasila merupakan hadiah terbesar umat islam indonesia terhadap NKRI," ungkap dia. (aim)