Opini
Oleh Sayidiman Suryohadiprojo (Mantan Gubernur Lemhanas, WAKASAD dan Dubes Jepang) pada hari Senin, 19 Feb 2018 - 18:07:32 WIB
Bagikan Berita ini :

Mencegah Jadi Negara Vassal Modern (1)

21IMG_20170426_095624.jpg
Sayidiman Suryohadiprojo (Mantan Gubernur Lemhanas, WAKASAD dan Dubes Jepang) (Sumber foto : Istimewa )

Pengertian

Yang dimaksudkan dengan Negara Vassal adalah satu negara yang secara formal merdeka dan berdaulat tetapi dalam kenyataan tunduk kepada negara lain yang bersifat sebagai semacam Negara Induk. Mungkin ada yang menyebutnya Negara Boneka, tetapi bentuk ini sebenarnya lebih rendah dari Negara Vassal. Secara halus sekarang juga dinamakan anggota dari satu Persemakmuran ( Commonwealth) seperti masih ada Persemakmuran Brittania (British Commonwealth).

Namun dalam pengertian Persemakmuran ada hubungan masa lalu antara Negara Induk dan Negara Anggota, yaitu Persemakmuran adalah perkembangan dari satu Imperium (British Empire) dengan memberikan otonomi luas kepada bagian-bagian Imperium itu sehingga secara formal ada yang menjadi negara merdeka dan berdaulat. Keterikatan antara Induk dan Bagian dipelihara melalui faktor sejarah dan hubungan rasial. Maka dibanding dengan Negara Vassal satu Negara Anggota Persemakmuran lebih tinggi derajatnya.

Kanada dan Australia dalam Persemakmuran Inggeris lebih mempunyai hakikat kemerdekaan dari pada Polandia dan Hongaria terhadap Uni Soviet di masa Persekutuan Blok Komunis yang rontok setelah tahun 1991. Polandia dan Hongaria dalam Blok Komunis lebih cocok dengan arti Negara Vassal. Secara resmi mereka negara merdeka dan berdaulat, tetapi secara nyata tak dapat lepas dari pengendalian oleh Uni Soviet sebagai Negara Induk. Baru setelah Uni Soviet rontok dan Blok Komunis bubar bekas negara anggota Blok Komunis seperti Polandia, Hongaria dll berubah menjadi negara2 yang merdeka dan berdaulat sepenuhnya.

Bahaya Jadi Negara Vassal

Karena karakteristik NKRI dan bangsa Indonesia maka sejak dahulu kala selalu ada negara-negara yang ingin menjadikan Indonesia sebagai Negara Vassalnya. Potensi aneka ragam Sumberdaya Alamnya, baik dillihat dari keragaman maupun kualitasnya, merupakan sifat Indonesia sejak dahulu kala dan hingga kini pun masih berlaku. Sifat dan jumlah manusia yang menjadi penduduk Indonesia pun amat menarik negara lain untuk menjadikan Indonesia Negara Vassalnya, Dan tak kalah pentingnya adalah faktor geografi yang melekat pada Indonesia, seperti bentuknya sebagai negara kepulauan terbesar di dunia dengan pulau-pulau besar serta lautan yang menghubungkannya.

Dan Indonesia sebagai Posisi Silang yang terletak antara dua Benua, Asia dan Australia, dan dua Samudera, Pasifik dan Hindia. Karakteristik obyektif ini benar-benar amat mendukung bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia untuk menjadi kuat dan berwibawa secara internasional. Akan tetapi itu hanya mungkin kalau NKRI dipimpin dan dikelola secara benar dan bermutu oleh putera-puterinya. Kalau tidak ada kemampuan untuk mengembangkan kepemimpinan dan pengelolaan yang memadai, maka Indonesia jadi amat menarik bagi negara-negara lain yang berambisi meluaskan kekuasaannya di Dunia.

Sebab itu sejarah Indonesia menunjukkan bahwa Indonesia merupakan kekuatan yang penting di Dunia ketika kerajaan Sriwijaya dan Majapahit mampu mengembangkan kepemimpinan dan pengelolaan yang efektif. Akan tetapi adalah satu hal yang tak dapat dihindarkan adalah bahwa segala hal di alam ini ada saat berakhirnya. Kehebatan Sriwijaya dan Majapahit pun mengalami saat akhir tanpa ada gantinya yang memadai setelah itu.

Maka sejak awal abad ke 16 Indonesia dijajah dan dikuasai sepenuhnya oleh bangsa-bangsa asing. Baru pada pertengahan abad ke 20 bangsa Indonesia berhasil keluar dari penjajahan selama 300 tahun itu ketika pada 17 Agustus 1945 Soekarno dan Mohammad Hatta atas nama bangsa Indonesia menyatakan Proklamasi Kemerdekaan. Kemerdekaan itu kemudian masih harus diperjuangkan selama lima tahun untuk benar-benar tegak dan kedaulatan negara baru diakui oleh bangsa-bangsa di dunia. Berdirilah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang meluas sepanjang khatulistiwa dan besarnya hampir menyamai wilayah benua Eropa. Sebab itu orang mengatakan bahwa Indonesia adalah satu Benua Maritim yang tiada duanya di dunia.

Namun dua faktor yang telah disebut sebelumnya, yaitu Kepemimpinan dan Pengelolaan, tetap berlaku untuk dapat tumbuh berkembang sebagai negara yang kuat berwibawa secara nasional dan internasional serta dapat menciptakan kehidupan yang tenteram damai, maju dan sejahtera bagi rakyatnya. Syarat penting itu juga dihadapi bangsa Indonesia pada abad ke 21 ini. Nampaknya Indonesia sejak akhir abad ke 20 mengalami keadaan yang menunjukkan lemah kepemimpinan.

Sejak berakhirnya pemerintahan Presiden Suharto terjadi apa yang dinamakan Gerakan Reformasi. Gerakan ini pada mulanya mendapat dukungan luas karena dianggap perlu untuk mengakhiri praktek-praktek tertentu dari pemerintahan Suharto yang merugikan perkembangan bangsa. Sebab itu Reformasi ada manfaatnya kalau dapat meningkatkan pelaksanaan yang lebih luas dan bermutu dari Pancasila sebagai Dasar Negara. Akan tetapi terbukti para pemimpin yang menggerakkan Reformasi tidak mampu menjalankan kepemimpinan yang cukup bermutu. Maka Reformasi malahan dapat “dibajak” pihak-pihak yang ingin menguasai Indonesia, khususnya yang bersumber dari Amerika Serikat (AS).

Maka terjadi perkembangan yang malahan menjauhkan Indonesia dari Pancasila. Keberhasilan para pembajak untuk mengamandemen UUD 1945 empat kali adalah satu contoh. Sejak itu bangsa Indonesia diatur oleh satu konstitusi yang berantakan, Pembukaan masih tetap seperti yang asli dan berisikan Dasar Negara Pancasila tetapi Batang Tubuhnya berisi fasal-fasal yang bertentangan dengan Pancasila. Hal ini luas akibatnya bagi Indonesia sehingga makin rawan untuk dikendalikan sebagai Negara Vassal.

Hal lain yang menjadikan bahaya Negara Vassal makin nyata adalah kehadiran kekuatan-kekuatan luar negeri yang berambisi menguasai Indonesia. Perkembangan di Asia dan Dunia menunjukkan bahwa di samping AS yang sejak keunggulannya dalam Perang Dingin berambisi menjadikan seluruh umat manusia dan Dunia mengikuti dan menjalankan kehendak AS, China sejak tahun 1979 telah berkembang sebagai kekuatan politik-ekonomi-militer yang makin andal.

Dan dengan kemampuannya yang andal makin kuat ambisinya untuk meluaskan pengaruh dan kuasanya. Hal itu sudah terbukti dari kegiatan China di Afrika dan Amerika Latin yang membuatnya makin berpengaruh di dua wilayah itu . Dan sekarang juga dengan usaha untuk menguasai Asia Timur dan Tenggara yang dengan sendiri mencakup Indonesia dengan segala karakteristiknya yang menguntungkan.

Kepemimpinan Xi Jinping yang amat kuat kehendaknya menjadikan China kembali sebagai Super Power dan kembali sebagai Pusat Dunia amat berpengaruh terhadap berbagai perkembangan Asia dan Dunia dewasa ini. (The Hundred-Year Marathon, tulisan Michael Pillsbury , 2015).

Di samping AS dan China kekuatan yang nampak ingin menjadikan Indonesia bagian dari satu ambisi politik yang besar adalah golongan-golongan Arab yang ingin menghidupkan kembali satu Khilafah Islam semacam Khilafah Utsmania di masa lampau. Kemungkinan besar kekuatan finansial yang timbul dari minyak merangsang timbulnya ambisi ini. Mereka melihat Indonesia dengan umat Islam terbesar di dunia sebagai peluang untuk meluaskan pengaruh dan wibawa mereka di Asia Tenggara.(bersambung)

TeropongKita adalah media warga. Setiap opini/berita di TeropongKita menjadi tanggung jawab Penulis

Disclaimer : Rubrik Opini adalah media masyarakat dalam menyampaikan tulisannya. Setiap Opini di kanal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penulis dan teropongsenayan.com terbebas dari segala macam bentuk tuntutan. Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan dengan tulisan ini maka sesuai dengan undang-undang pers bahwa pihak tersebut dapat memberikan hak jawabnya kepada penulis Opini. Redaksi teropongsenayan.com akan menayangkan tulisan tersebut secara berimbang sebagai bagian dari hak jawab.

tag: #  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
IDUL FITRI 2024
advertisement
IDUL FITRI 2024 MOHAMAD HEKAL
advertisement
IDUL FITRI 2024 ABDUL WACHID
advertisement
IDUL FITRI 2024 AHMAD NAJIB
advertisement
IDUL FITRI 2024 ADIES KADIR
advertisement
Opini Lainnya
Opini

Kode Sri Mulyani dan Risma saat Sidang MK

Oleh Anthony Budiawan - Managing Director PEPS (Political Economy and Policy Studies)
pada hari Kamis, 18 Apr 2024
JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Sri Mulyani (dan tiga menteri lainnya) dimintai keterangan oleh Mahkamah Konstitusi pada 5 April yang lalu. Keterangan yang disampaikan Sri Mulyani banyak yang tidak ...
Opini

Tersirat, Hotman Paris Akui Perpanjangan Bansos Presiden Joko Widodo Melanggar Hukum: Gibran Dapat Didiskualifikasi?

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --1 April 2024, saya hadir di Mahkamah Konstitusi sebagai Ahli Ekonomi dalam sidang Perselisihan Hasil Pemilihan Umum 2024. Saya menyampaikan pendapat Ahli, bahwa: ...