JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)--Berdasarkan data Dinas Penanggualang Kebakaran dan Penyelamatan DKI Jakarta sepanjang tahun 2017, terjadi 2.942 kasus kebakaran di lima wilayah dan satu kabupaten di Ibu Kota Jakarta.
Jakarta Pusat menjadi wilayah yang paling sering terjadi kebakaran dengan mencapai 1.471 kasus kebakaran.
Listrik menjadi penyebab kebakaran terbesar dengan jumlah 927 kejadian disusul dengan gas sebanyak 185 kasus. Pemukiman warga menjadi objek kebakaran terbanyak dengan jumlah 505 kejadian.
Karena itu, Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan mengajak warga Jakarta meningkatkan kewaspadaan terhadap dalam pengelolaan aliran listrik di lingkungan masing-masing.
Anies meminta warga untuk tidak membebankan listrik pada satu titik karena hal itu dikhawatirkan menjadi penyebab terjadinya hubungan arus pendek.
Demikian disampaikan Anies disela-sela menghadiri peringatan HUT ke-99 Pemadam Kebakaran (Damkar), Gambir, Jakarta Pusat, Kamis (1/3/2017).
"Satu adalah tentang kewaspadaan dan pemahaman kita, tentang mengelola aliran-aluran listrik dan kabel. Kemudian, menghindari beban yg berlebih pada titik-titik sambungan listrik. Yang tidak kalah penting adalah soal air. Bagaimana mengelola air supaya tidak ada hubungan pendek," ucap Anies.
Orang nomor satu di DKI ini menekankan tindakan-tindakan pencegahan dari warga agar kasus kebakaran yang diawali dengan korsleting tidak selalu terulang. "Jadi, banyak hal yang sebenarnya merupakan pencegahan dan kita akan teruskan," imbuhnya.
Diketahui, dalam periode Januari hingga 31 Desember 2017 itu, terdapat 46 orang meninggal akibat kebakaran. Sedangkan 139 orang menderita luka-luka yang 21 diantaranya dari petugas Damkar.
Sementara itu, 3.411 Kepala Keluarga (KK) harus kehilangan tempat tinggalnya akibat kebakaran pada periode itu dengan jumlah 11.098 jiwa.
Total kerugian yang disebabkan akibat amukan si jago merah tercatat Rp475 miliar. Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan juga mencatat 30.426 personel dikerahkan sepanjang 2017 dengan 6.973 unit kendaraan.(yn)