JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)--Wakil Ketua Komisi XI DPR Achmad Hafisz Thohir memuji perkembangan perekonomian negara Vietnam.
Demikian diungkapkan Hafisz saat dirinya beserta anggota DPR lainnya menghadiri Asia Parlemen-World Bank Meeting di Hanoi, Vietnam beberapa waktu lalu
"Saya sama Supriyatno (Wakil Ketua Komisi XI dari Fraksi Gerindra) dan Jon Erizal (Anggota Komisi XI dari FPAN) diundang oleh mereka (panitia). Dari Banggar pak Azis Syamsudin dan wakilnya pak Risqi Sadiq," kata Hafisz kepada wartawan di Jakarta, Selasa (6/3/2018).
Dalam acara tersebut, lanjut dia, dipaparkan bahwa Vietnam kini menjadi salah satu kekuatan ekonomi baru di kawasan ASEAN.
Betapa tidak, kata dia, Vietnam merupakan negara yang mau belajar keras untuk kemajuan ekonomi bangsanya.
"Kita mendengarkan kemajuan yang ada di Vietnam selama 4 tahun terakhir cukup dahsyat. Vietnam kejar ketertinggalannya dengan UKM yang maju dan industri yang pesat," ungkap mantan Ketua Komisi VI itu.
Meski begitu, politikus PAN ini yakin perkonomian Indonesia masih kuat ketimbang Vietnam.
"Kalau kejar sih enggak ya. Tapi paling tidak Vietnam sudah bisa efisien dalam ekonomi. Indonesia masih terlalu kuat dan besar untuk dikalahkan Vietnam," katanya.
Sebelumnya, Duta Besar Indonesia untuk Vietnam, Ibnu Hadi mengungkap sejumlah faktor yang membuat ekonomi Vietnam mengalami peningkatan yang sangat signifikan, yang bahkan dalam beberapa sektor telah mengalahkan Indonesia.
Ibnu menuturkan setidaknya ada lima faktor utama mengapa ekonomi Vietnam mampu berkembang sangat pesat, yakni upah buruh, harga tanah, harga bahan-bahan baku, harga utilitas, dan perizinan.
Selain kelima faktor tersebut, Ia menambahkan terdapat satu faktor lain yang membuat Vietnam lebih dilirik oleh investor, yakni faktor keamanan. Ibnu menuturkan situasi di Vietnam, baik itu secara umum ataupun politik jauh lebih stabil, dengan keamanan yang lebih baik dibanding negara-negara Asia Tenggara lainnya.
Dia kemudian membandingkan nila ekspor antara Indonesiadan Vietnam. Pada tahun lalu nilai ekspor Vietnam mencapai USD 214 miliar, sedangkan Indonesia hanya USD 168 miliar.
Dari rangking kemudahan untuk berbisnis, Indonesia memang mengalami peningkatan dengan meloncat ke peringat 72. Namun, Vietnam juga melakukan hal yang sama, dengan meningkat ke posisi 68.(yn)