JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)--Isu kebangkitan komunisme atau Partai Komunis Indonesia (PKI) di Indonesia tidak begitu mengkhawatirkan. Namun, justru isu lahirnya imprealisme Cina di Indonesia yang kini berbahaya.
Hal ini disampaikan penyair dan sastrawan Indonesia, Taufik Ismail dalam diskusi publik bertema 'Isu Kebangkitan PKI: Realita atau Propaganda' yang digelar Kaukus Muda Indonesia/KMI di Hotel Sahid, Jakarta, Selasa (6/3/2018). Hadir selain Taufik, antara lain Mayor Jenderal TNI (Purn) Kivlan Zein, perwakilan PBNU KH Muchlis Syarqun dan Wakil Ketua Umum Setara Institute Bonar Tigor Naipospos.
Menurut Taufik, saat ini Cina telah menganut paham kapitalisme dan berpotensi melakukan 'pemerasan' dengan praktik imprealisme terhadap negara-negara berkembang, layaknya Indonesia.
“Komunis di Cina tidak diturunkan, tidak seperti Rusia, tidak seperti 24 negara yang lain. Mereka tinggalkan sosialisme, bahwa sosialisme tidak bisa jalan, komunisme tidak bisa berjalan, mereka masuk kapitalisme," katanya.
Mengutip berita Deutsche Welle yang diunggah 2010 silam, Taufik menuturkan, pemerintah Cina telah mengucurkan investasi sebanyak 26 miliar dolar AS di Afrika. Pasca itu, produk-produk asal Negeri Tirai Bambu itu mulai membanjiri benua Afrika, termasuk barang elektronik, perkakas pertukangan, hingga kantong plastik dan kaos.
Kala itu, lanjut Taufik, industri tekstil mengeluhkan datangnya produk-produk asal Cina yang diduga merusak industri tekstil di Afrika. Bahkan, pengamat saat itu menyebut fenomena tersebut sebagai pendudukan penjajah kuning, karena pengusaha Cina mengirimkan produk jadi ke Afrika, sementara Afrika menyuplai Cina dengan bahan mentah.
Serupa dengan hal itu, Taufik menduga ekspansi yang dilakukan China ke negara-negara Afrika tersebut, sebagai pertanda bahwa negara tersebut lebih mengarah ke imprealisme.
“Dan ketika masuk ke kapitalisme, selama lima, sepuluh, lima belas tahun mereka menjadi kaya raya. Sekarang RRC menjadi sangat kaya raya," tandasnya.
Setelah sumber-sumber mentah Afrika habis, Taufik mengkhawatirkan praktik imprealisme China akan menyasar ke Indonesia dengan segala sumberdaya alam yang ada.
“Dan sekarang, apa yang akan dilakukan negara yang sudah sangat kaya raya, yaitu imprealisme, mereka akan merampas. Dan kemudian mereka coba di dua negara Afrika, kemudian berhasil. Tapi yang paling diincar adalah Indonesia!," tuturnya.
Menutup pendapatnya, Taufik mengajak peserta diskusi yang hadir saat itu untuk berdoa agar masyarakat Indonesia mampu menangkal segala praktik imperealisme yang berpotensi masuk ke NKRI.
Sedang Kivlan menyinggung kasus-kasus penyerangan terhadap ulama. Walau Mabes Polri menyatakan hanya tiga kasus yang benar terjadi di Jawa Barat dan Jawa Timur, dan tujuh orang korbannya bukan ulama, namun tetap saja ada teror di sana.
"Iya, tujuh orang bukan ulama tapi orang pulang dari masjid. Ini kebiasaan mereka untuk menakut-nakuti. Teori Lenin juga menyebut membunuh itu disahkan kok," lontar Kivlan Zein.
Sementara Ketua KMI Edi Humaidi menyebut isu kebangkitan PKI sejak masa kepemimpinan Jokowi santer dihembuskan. Tanggapan masyarakat pun beragam terkait isu ini.
Bahkan ia meyakini isu PKI memang sengaja diangkat agar masyarakat mengerti kondisi sebenarnya. Terlebih menjelang Pilpres 2019.
"Masyarakat biar mengerti alurnya. makannya itu kita mengajak masyarakat agar tidak mudah terprovokasi,” kata Edi Humaidi.(yn)