JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)--Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal menegaskan, pihaknya tidak ingin apolitik. Hal tersebut tecermin dari penempatan buruh anggota KSPI di 12 partai politik.
"Sekarang kita sebar ke 12 parpol, menyebar se-Indonesia. Diputuskan di kongres KSPI, jadi resmi. Kami tidak mau apolitik," kata Iqbal diskusi di Jakarta, Sabtu (31/3/2018). .
Sikap tidak ingin apolitik juga terlihat dari gagasan mendirikan partai politik dari ormas yang sudah dibentuk, yakni Rumah Rakyat Indonesia (RRI).
"RRI diproyeksikan 2024 bisa hadir," kata Iqbal.
Di samping itu KSPI juga melakukan kontrak politik dengan calon pemimpin. Pada Pilkada DKI Jakarta 2017 lalu, KSPI menyepakati kontrak politik dengan pasangan Anies-Sandi.
Dalam urusan politik, kata Iqbal, KSPI menganut persepsi independen namun tidak netral. Artinya, buruh bukan kepanjangan partai politik, tetapi bukan pula netral dalam berpolitik.
"Di KSPI kami tanamkan tidak antipolitik. Antipolitik membuat buruh tidak memperoleh kesejaheraan," tegas Iqbal.
Sementara itu, Politikus PDI Perjuangan Ribka Tjiptaning berharap agar kaum buruh maju pada Pemilu 2019. Hal tersebut dilakukan agar visi dan misi serta perjuangan kaum buruh dapat terwakilkan di pemerintahan.
"Itu harus direbutlah oleh teman-teman buruh, bukan cuma dijadikan tunggangan politik. Kalau gak bisa di partai ini, bisa di partai lain, yang penting bisa mewarnai parlemen," tegasnya. (plt)