JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan-Sandiaga Uno diminta menjaga stabilitas harga dan pangan menjelang Ramadhan dan Idul Fitri. Sebab, masalah pangan bisa menjadi penyebab inflasi di Jakarta.
"Saat panen raya pada Februari saja, harga beras tinggi. Bahkan BI DKI menyebut, kenaikan harga pangan turut menyumbang inflasi di Jakarta, bulan kemarin," ujar mantan Ketua Tim Relawan Anies-Sandi, Boy Bernadi Sadikin, di Jakarta, Senin (2/4/2018).
"Apalagi pada saat Ramadhan dan Lebaran nanti, di mana harga pangan biasanya bergejolak. Makanya, upaya antisipasi harus dilakukan semenjak dini," ucap Boy.
Boy mengapresiasi adanya koordinasi antara Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI dengan Kementerian Pertanian (Kementan) ihwal pengendalian pangan pada hari besar keagamaan.
Namun, menurut dia, perlu ada upaya tindak lanjut lebih konkret.
"Kerja sama sejak dini itu memang baik. Tapi, harus juga sudah dibicarakan hal-hal teknis terkait sejak dini. Jangan sekadar bicara masalah, tapi sudah mulai menjalankan solusi-solusinya," jelas mantan Wakil Ketua DPRD DKI periode 2004-2009 itu
Mantan Ketua DPD PDI-P DKI Jakarta ini mengingatkan, pangan merupakan kebutuhan mendasar. Karenanya, stabilitas harga harus dijamin pemerintah.
"Salah satu upayanya, Pemprov DKI melalui BUMD teknis langsung mengakses komoditas pangan ke petani. Dengan begitu, harga di konsumen terjangkau dan petani juga bisa mendapatkan harga yang layak," tutup putra sulung Gubernur DKI 1966/1977, Ali Sadikin itu.
Diketahui, sebelumnya dalam catatan Bank Indonesia (BI) Perwakilan DKI, inflasi di Jakarta pada Februari 2018 sebesar 0,37 persen. Kenaikan harga pangan, salah satu faktornya.
Bobot harga beras terhadap inflasi tersebut naik 2,07 persen. Lalu, cabai merah 8,98 persen, bawang merah 4,76 persen, dan bawang putih 7,22 persen. (Alf)