JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Jakarta Monitoring Network (JMN) mengkritisi kinerja PT Food Station Tjipinang Jaya pada 2017.
Pasalnya, mayoritas laba perusahaan pelat merah DKI Jakarta itu diperoleh dari jasa deposito atau giro perusahaan.
"Komisaris dan direksi ini,ngapainsaja selama ini? Bila hanya mengandalkan raihan dari deposito, lebih baik Pemprov DKI depositokan saja semua dana PMD itu, tanpa perlu diberikan ke PT Food Station," ujar Direktur Eksekutif JMN, Achmad Sulhy, Jakarta, Jumat (6/4/2018).
Diketahui, laba bersih Food Station tahun lalu mencapai Rp 16,2 miliar. Hal tersebut diumumkan saat Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahun Buku 2017, 22 Maret.Nilai tersebut naik Rp 9 miliar dibanding torehan 2016.
Namun, di bawah target Rp 17,7 miliar. Sekitar Rp14,3 miliar dari total laba bersih Rp16,3 miliar diperoleh dari jasa deposito.
Sulhy menduga, jasa deposito atau giro tersebut berasal dari dana penambahan modal daerah (PMD) Rp 300 miliar yang dikucurkan pada 2016.
Dana itu pun diperkirakan tak terserap maksimal. Sehingga, Food Station cenderung mendepositokannya.
"Kalau melihat data ini, sudah terbukti mereka gagal mengelola BUMD pangan milik DKI Jakarta. Meski tak berorientasi profit, tetap saja PT Food Station harus menghasilkan pendapatan asli daerah (PAD) secara maksimal," tegas Sulhy.
Karenanya, Sulhy mendesak Pemprov DKI mengaudit keuangan Food Station secara menyeluruh. Begitu pula audit kinerja keuangan, pengunaan PMD, maupun perusahaan.
Sebab, tambah dia, Badan Pembinaan Badan Usaha Milik Daerah (BP BUMD) dianggap tak melakukan evaluasi, kontrol, serta pengawasan terhadap kinerja Food Station.
"Malah terkesan selalu memberi 'angin' atau toleransi terhadap buruknya kinerja maupun kebijakan-kebijakan perusahaan," terangnya.
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, juga dituntut mengevaluasi performa komisaris dan direksi Food Station.
"Mereka berlatar belakang retail, tapi tak mampu meningkatkan keuntungan perusahaan dari sisi operasional maupun perdagangan," ketus Sulhy.
"Jangan sampai BUMD, seperti PT Food Station ini, dikelola orang-orang yang hanya ingin cari makan, melakukan persekongkolan antarkroni, dan mengeruk keuntungan pribadi maupun kelompok," pungkas dia. (Alf)