MANADO (TEROPONGSENAYAN)--Laut Indonesia memiliki potensi besar dari sisi ekonomi. Sayangnya, untuk memaksimalkan potensi laut ke sektor pariwisata, muncul berbagai kendala. Seperti yang dialami Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara (Pemprov Sulut).
Kepala Bappeda Sulawesi Utara Ricky S Toemandoek menuturkan, perairan wilayahnya memiliki tempat yang bisa diandalkan, yakni Bunaken. Tak sedikit wisatawan asing yang tahu keindahan perairan Bunaken.
Sayangnya, ucap dia, keindahan perairan Bunaken tidak didukung dengan kecepatan administrasi di bandara. Setiap wisatawan perlu waktu lama menyelesaikan proses administrasi selama di bandara, karena petugas Imigrasi yang melayani terbatas.
Salah satunya keluhan yang disampaikan Kepala Bappeda Provinsi Sulawesi Utara Ricky Toemandoek dalam diskusi "Menggali Potensi Kelautan Nasional" bersamaan dengan press gathering pimpinan MPR dengan wartawan parlemen di Hotel Grand Luley, Manado, Jumat malam (13/4/2018). Pembicara diskusi ini di antaranya Ayub Khan (Fraksi Demokrat), Andi Akmal Pasluddin (PKS), Yanuar Prihatin (PKB), Abdurrahman Abubakar Bahmid (kelompok DPD).
"Menyangkut kendala pariwisata yang selama ini, kita berterima kasih ke bapak anggota dewan. Kendala ini menyangkut imigrasi. Yang datang wisatawan 200 sampai 300 per hari. Tapi dari imigrasi yang ada cuma enam orang," kata dia.
Menurut dia, Gubernur Sulawesi Utara, Olly Dondokambey sudah menyampaikan persoalan ini ke pihak keimigrasian. Agar ke depan, ada penambahan petugas imigrasi yang dikerahkan ke Bandara Sam Ratulangi, Sulawesi Utara.
"Pak gubernur sudah menyampaikan kalau bisa imigrasi menambahkan personelnya," ucap dia.
Kemudian, soal lain menjadikan laut Sulawesi Utara sebagai pariwisata yakni soal lintasan bandara. Menurut dia, lintasan Bandara Sam Ratulangi tidak mampu menampung kepadatan lalu lintas keluar masuk pesawat.
"Mudah-mudahan ke depan ini, kita sudah tawarkan ke pemerintah Cina, kita buka lagi bandara alternatif. Kalau jadi, panjang landasan, 4.000 meter," tandas dia.(yn)