Opini
Oleh Samuel Lengkey (Advokat & Dir. Eks. Jaringan Analisis Strategis) pada hari Selasa, 17 Apr 2018 - 20:50:29 WIB
Bagikan Berita ini :

Membedah Anatomi Teks "Kitab Suci itu Fiksi" Rocky Gerung

23Samuel-Lengkey2.jpg.jpg
Samuel Lengkey (Sumber foto : Istimewa)

Tulisan dibuat buru-buru untuk menyumbang pemikiran dalam diskusi di Dunkin Donuts Menteng yang dihadiri para aktivis yang menamakan dirinya “Sahabat Rocky Gerung” untuk menunjukkan solidaritasnya, bagi kebebasan berpikir dan berpendapat.

Pengantar
Tulisan ini merupakan lanjutan dari #catatanringan saya, yang berjudul “Kitab Suci Fiksi ala Rocky Gerung”. Sangat menarik memang, karena tiba-tiba semua orang berlomba-lomba menjadi seperti seorang filsuf dengan mengemukakan pendapat, analisis dan argumentasinya. semua orang mengalami wabah dan gejala berpikir seolah seorang philosopher. Semua orang ingin berpendapat kritis, maka semua orang membuka internet dan mengutip berbagai pengertian tentang fiksi, imajinasi dan kitab suci. Hasilnya, banyak orang memiliki rumusan tersendiri tentang apa yang ia kutip, karena intenet tidak menyediakan pengertian tunggal tentang apa yang diinginkan oleh semua orang tersebut. Akibat, kita bisa membaca seluruh perdebatan dimedia sosial dan grup diskusi whatsapp, semua telah terperangkap dalam penafsirannya masing-masing.

Memang ini menggambarkan gejala pengetahuan yang sangat lucu, karena masyarakat saat ini sudah terbiasa dengan budaya tulisan dan pendapat dengan kopi paste, mengadopsi pemikiran orang lain, mengemukakan pendapat orang lain, dibandingkan dengan pendapat sendiri dan rumusan makna tersebut memiliki landasan akademik, apalagi teruji secara ilmiah. Kebiasaan buruk untuk mendapatkan pengetahuan dan wawasan, tanpa perlu melakukan pendalaman pemahaman, atas apa yang ia kutip, apa yang ia sampaikan dan ia perdebatkan, dalam beberapa tulisan justru sering membuat kita salah mengutip, salah menafsirkan. Lucunya lagi kita sering bertahan atas argumentasi dan pendapat yang salah, karena budaya buruk sering kopi paste di internet.

Dalam #catatanringan sebelumnya, saya menggambarkan gejala sosial yang terjadi di tengah masyarakat, akibat pernyataan Rocky Gerung. Ada dua pengertian dari kata yang membelah intepretasi semua orang, yakni kitab suci dan fiksi. Kitab suci langsung diasosiasikan oleh agama dengan kepercayaan teologis yang dianut oleh semua penduduk Indonesia. Banyak anggapan kitab suci sudah dinodai oleh pernyataan dan pertanyaan kritis sebuah ruang diskusi akademik. Padahal Rocky Gerung menyampaikannya dalam sebuah diskusi hukum dan politik, dimana semua yang hadir adalah para politisi dan akademisi, bahkan acara dikemas secara entertainment yang sifatnya menghibur. Acara Indonesia Lawyers Club memang sudah dikenal sebagai acara yang membahas masalah-masalah bangsa secara serius, namun pengalaman dan pengetahuan Karni Ilyas sebagai wartawan senior mampu membawa acara ini lebih santai. Karena itu, Karni Ilyas masih mentolerir setiap pendapat dan analisis, serta memberikan kebebasan bagi setiap orang untuk menyampaikan pendapatnya. Pada saat itupun Rocky tidak mau masuk dalam ruang diskusi dan debat teologi, tapi murni metode pendekatan ilmu filsafat mengenai kitab suci.

Dalam #catatanringan yang lalu, definisi teologi saya kemukakan secara sederhana sebagai keinginan manusia untuk mengenal Tuhan dengan seluruh ajaran-Nya, dan teologi merupakan upaya manusia untuk untuk mengenali Tuhan. Teologi juga menjadi ruang rasionalitas dan pembuktian Tuhan untuk memperkenalkan diri-Nya kepada manusia. Tuhan ingin dikenal oleh manusia dan manusia ingin mengenal Tuhan dan Tuhan dengan manusia bertemu dalam ruang pemikiran dan pengalaman manusia itu sendiri. Tuhan menciptakan akal sebagai kemampuan utama manusia berpikir tentang dia dan akal itulah yang akan menuntun manusia menelusuri jalan-jalan tentang Tuhan.

Salah satu jalan itu adalah Imajinasi dan imajinasi adalah salah salah satu kemampuan berpikir manusia untuk menghadirkan Tuhan dalam ruang pemikiran manusia yang serba terbatas. Tuhan tentu sulit dibuktikan secara empiris, tidak bisa dibuktikan secara matematis, karena Tuhan bukanlah rumusan ilmu pasti karya akal manusia. Teologi hanya menjadi salah satu upaya akal manusia untuk mendekatinya dan rangkaian ilmu pengetahuan yang manusia rumuskan, adalah upaya untuk mencoba merasionalkan eksistensi Tuhan. Maka, disinilah ruang perdebatan besar dalam sejarah manusia untuk memperdebatkan ilmu filsafat dan ilmu teologia.

Tuhanpun akhirnya menjadi perdebatan para filsuf dan teolog. Para filsuf yang tidak percaya Tuhan berusaha membuktikan bahwa Tuhan hanyalah rumusan akal, kreasi manusia, bahkan Tuhan dianggap sebagai perwujudan rasa frustrasi manusia dalam menjalani kehidupannya. Ini merupakan pemikiran kaum marxis dengan alirannya yang sudah menyebar dihampir seluruh bidang ilmu pengetahuan, yang menghendaki rasionalitas murni dalam menjawab realitas kehidupan dengan segala misteri didalamnya. Teolog pun tak ketinggalan berusaha menjawab tantangan para pengeritik Tuhan yang menghalau eksistensi Tuhan dalam kehidupan manusia. Segala rumusan teolog dibangun berdasarkan pengalaman, pemahaman dan pemikiran tentang Tuhan. Teolog sejak dulu berusaha membuktikan eksistensi Tuhan dalam pemikiran kaum pengeritik Tuhan. Dunia seolah terbelah antara anti Tuhan dan pro Tuhan, padahal Tuhan berdaulat diantara dua kelompok yang bertikai dalam dunia pemikiran.

Berbagai upaya teolog membuktikan eskstensi Tuhan dan kedaulatan Tuhan atas alam semesta, dirumuskan dengan berbagai macam ajaran, dan ajaran-ajaran tentang kitab suci itu kita kenal dengan sebutan teologia dan manusia yang berusaha membuktikan Tuhan atau berpikir tentang Tuhan. Karena terlalu luas ajaran teologia dan sangat banyak agama dengan Kitab Sucinya sebagai sumber utama penelitian Teolog, maka saya langsung fokus pada pembuktian Tuhan dalam kitab suci.

Persoalannya adalah pemikiran dan pembuktian eksistensi Tuhan dari para pemikir Tuhan dan anti Tuhan memiliki argumentasi yang sama-sama kuat dan rasional, karena faktanya banyak orang tidak percaya Tuhan, dan orang-orang yang tidak percaya Tuhan mampu merumuskan ilmu sosial, ilmu negara, ilmu politik dan hukum. Contohnya Karl Marx yang melahirkan ajarannya tentang Marxisme dan neo marxisme dan kaum agnostik yang tidak menggangap Tuhan bukanlah sesuatu yang penting untuk dibuktikan atau diimani. Pemikiran-pemikiran mereka banyak mewarnai metodologi penelitian ilmiah dan menjadi rujukan metodologis di semua lembaga pendidikan dan para akademisi mewarisi pemikiran-pemikiran mereka dalam kehidupan interaksi sosialnya.

Salah satu upaya membuktikan Tuhan dalam kitab suci adalah hermeneutika. Ini merupakan upaya para pemikir Tuhan untuk menjelaskan keberadaan Tuhan. Tugas para pemikir Tuhan adalah membuktikan eksistensi Tuhan melalui penjelasan, penafsiran, penerjemahan kitab sucinya Tuhan. Para pemikir Tuhan berusaha meneliti semua tulisan dalam kitab suci dan mengujinya dalam rangkaian sejarah masa lalu, rentetan kejadian alam, berbagai pengalaman orang-orang yang ditulis dalam kitab suci dan fakta-fakta sejarah yang mampu dibuktikan secara arkeologis atau data yang tersedia dan terbukti saat ini.

Kemudian dalam menafisrkan Tuhan, upaya teolog sering terjebak dalam pengalaman pribadinya, keterbatasan pengetahuannya, kesulitan membuktikan Tuhan secara lahiriah saat ia meneliti. Karena Tuhan tak bisa dihadirkan secara nyata dihadapan dia, saat dia berpikir tentang Tuhan. Maka, teolog bukan hanya berpikir tentang Tuhan, tapi dia menjadi penafsirnya Tuhan. Dalam memikirkan Tuhan, dia harus mampu menafsirkan Tuhan dan dalam menafsirkan Tuhan inilah terjadi banyak keragaman dan perbedaan rumusan tentang Tuhan dan kitab sucinya.

Akan saya uraikan pendapat saya, tentang Pemikir Tuhan, Penafsir Tuhan dan ajarannya, karena ini menyangkut kemampuan logika pemikir Tuhan dan pemahaman penafsir Tuhan, serta kehadiran Tuhan dalam menyatakan esksitensi diriNya bagi ruang pemikiran teolog dan filsuf. Karena disetiap kalimat Tuhan yang tertulis disemua kitab suci, tersimpan pikiran-pikiran Tuhan sendiri.(*)

TeropongKita adalah media warga. Setiap opini/berita di TeropongKita menjadi tanggung jawab Penulis

Disclaimer : Rubrik Opini adalah media masyarakat dalam menyampaikan tulisannya. Setiap Opini di kanal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penulis dan teropongsenayan.com terbebas dari segala macam bentuk tuntutan. Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan dengan tulisan ini maka sesuai dengan undang-undang pers bahwa pihak tersebut dapat memberikan hak jawabnya kepada penulis Opini. Redaksi teropongsenayan.com akan menayangkan tulisan tersebut secara berimbang sebagai bagian dari hak jawab.

tag: #rocky-gerung  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
IDUL FITRI 2024
advertisement
IDUL FITRI 2024 MOHAMAD HEKAL
advertisement
IDUL FITRI 2024 ABDUL WACHID
advertisement
IDUL FITRI 2024 AHMAD NAJIB
advertisement
IDUL FITRI 2024 ADIES KADIR
advertisement
Opini Lainnya
Opini

Ahlan Wa Sahlan Prabowo Sang Rajawali!

Oleh Syahganda Nainggolan
pada hari Rabu, 24 Apr 2024
JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Mahkamah Konstitusi sudah memutuskan Prabowo Subianto sah sebagai Presiden RI ke delapan. Itu adalah takdir Prabowo yang biasa dipanggil 08 oleh koleganya. Keputusan MK ...
Opini

Jalan Itu Tidaklah Sunyi

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --"Jika Mamah jadi penguasa apakah Mamah akan menjadikan anak Mamah pejabat saat Mama berkuasa?" Itu pertanyaan anakku malam ini. Aku mendengarkan anakku ini. ...