JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)--Pakar komunikasi politik Effendy Ghazali menyatakan, capres petahana Joko Widodo (Jokowi) harus hati-hati dalam memilih cawapres.
Jika salah memilih, bukan tidak mungkin koalisi partai yang mendukungnya akan berantakan.
"Semua masih mungkin sampai Agustus (pendaftaran capres-cawapres ke KPU)," kata Effendi di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (19/4/2018).
Menurut Ghazali, Jokowi perlu memikirkan secara matang sosok pendampingnya. Hal itu penting dilakukan agar saat memilih sosok tersebut, Jokowi tidak menuai tentangan dari partai koalisi.
"Misalnya Jokowi-Gatot atau Jokowi-Mahfud. Itu yang lebih mungkin. Dibanding misalnya nama lain. Pilihan ada tapi tidak gampang," katanya.
Sementara itu, ada hal menarik yang bisa dilakukan partai lain ketika Jokowi kesulitan menemukan cawapresnya. Beberapa partai yang berencana membentuk poros ketiga, bisa membuat konvensi untuk menentukan pasangan capres-cawapres.
"Bikin konvensi. Siapa yang paling tinggi menjadi capres-cawapres. Jadi kumpul nih. Partai Demokrat dengan siapa dan siapa. Adil. Bikin konvensi. Siapa yang disurveikan jadi capres dan cawapres. Nah itu baru bisa adil," lanjut dia.
Konvensi, kata dia, merupakan cara adil untuk mencari sosok capres-cawapres daripada atas dasar sungkan terhadap partai pengusung.
"Kalau ini (memilih cawapres) 'harus dari partai saya, harus dari partai saya', ya percuma saja," tandasnya.(plt)