JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Mantan Wakil Ketua DPRD DKI, Boy Bernadi Sadikin ikut angkat suara perihal misteri mandeknyapanitia khusus (Pansus) Tower Microsell di Kebon Sirih.
Boy menduga, wakil rakyat Jakarta sudah masuk angin. Alasannya, mereka hanya galak di awal-awal pembentukan Pansus.
Karenanya, Boy mempertanyakan, kenapa Pansus Microsell untuk mengusut dugaan penyimpangan penggunaan lahan Pemda itu tiba-tiba macet tanpa alasan apapun.
"Menyakitkan ini," kata Boy di Jakarta, Kamis (19/4/2018).
Padahal, kata mantan Ketua Tim Relawan Anies-Sandi ini, kerugian akibat berdirinya Tower Microcell milik 10 perusahaan menara telekomunikasi itu mencapai triliunan.
Sebagaimana diketahui, ada 7.000-an tiang yang tersebar di berbagai lahan milik Pemprov DKI diketahui tak membayar sewa aset.
Boy pun berharap, dewan di Kebon Sirih serius segera meneruskan Pansus tersebut.
Putra eks Gubernur kharismatik Ali Sadikin ini yakin, DPRD DKI tidak akan bisa dipengaruhi oleh pihak-pihak luar.
"Mudah-mudahan enggak masuk angin, kalau masuk angin nanti saya beliin tolak angin (obat masuk angin) saja ya. Ingat, publik melihat ini. Kabar dewan sudah masuk angin juga sudah berhembus kencang," pungkas Boy mengingatkan.
Diketahui, bulan lalu struktur Pansus mulai dari ketua hingga anggota sudah diajukan oleh masing-masing fraksi.
Sebelumnya, Anggota Komisi A dari Fraksi Hanura, M Guntur menyebu, kalau komisi A sampai saat ini tetap konsisten agar Pansus tersebut segera terbentuk dan jalan.
"Karena apa?, ini ada uang triliunan dari sewa lahan yang tidak dibayarkan oleh puluhan perusahaan tower ke Pemda. Masa ini dibiarkan saja, aneh!," cetus dia.
Catatan redaksi, dari puluhan perusahan pemilik tower ilegal itu diataranya adalah PT Daya Mitra Telekomunikasi, Bali Towerindo Centra, Infrastruktur Bisnis Sejahtera, Quatro internasional, Metro Digital City, Teknologi Nusantara dan Solusi Infotek. (Alf)