JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)--Anggota Komisi VII DPR dari Fraksi Nasdem Kurtubi berharap pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) bisa dimulai pada periode kedua kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Indonesia harus menyegerakan pembangunan PLTN di tengah arus besar kebijakan dunia tentang penggunaan energi yang bersih dan ramah lingkungan, serta energi baru/terbarukan (EBT).
Kurtubi yakin penggunaan listrik tenaga nuklir mampu mendongkrak pertumbuhan ekonomi di atas 7%.
“Ini perlu agar kita bisa mengejar ketertinggalan kita dari Korea, Jepang dan China," kata Kurtubi kepada wartawan di Jakarta, Jumat (19/4/2018).
Menurut dia, percepatan pertumbuhan perekonomian membutuhkan ketersediaan listrik yang cukup dan stabil dalam 24 jam.
“Pasalnya, semua pabrik/industri beroperasi 24 jam. Sementara EBT seperti Tenaga angin, surya, biomas dan lain-lain kita butuhkan karena bersih, sama dengan energi nuklir/ PLTN. EBT dari tenaga angin, surya dan lain-lain kurang tepat untuk menjadi andalan industrialisasi karena tidak stabil dan sangat tergantung pada teknologi baterai yang berpotensi juga merusak lingkungan. Namun EBT tetap harus dikembangkan,” papar dia.
Legislator Asal NTB itu mengatakan, Indonesia dengan potensi uranium dan thorium yang besar sangat tepat untuk segera memulai mengembangkan PLTN.
“Kebijakan energi zaman now harus melipatgandakan pemakaian energi bersih dari EBT. Segera pula memakai energi dari PLTN dengan emisi karbon yang sangat rendah, hanya sekitar 0.1 gram dari setiap pemakaian 1 kwh listrik. Sementara setiap 1 kwh listrik dari PLTU dan PLTD menghasilkan 1.000 gram dan 800 gram emisi karbon,” tandas dia.(plt)