JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)--Ketua DPR Bambang Soesatyo (Bamsoet) meminta Badan Pengelola Migas Aceh (BPMA) untuk bertanggungjawab atas insiden meledaknya sumur minyak tradisional di Desa Pasir Putih, Kecamatan Rantau Peureulak, Kabupaten Aceh Timur, Provinsi Aceh.
Bentuk pertanggungjawaban tersebut berupa pemberian bantuan dan kerugian materi kepada para korban.
"Sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 23 tahun 2015 tentang Pengelolaan Bersama Sumber Daya Alam Minyak Dan Gas Bumi Di Aceh, bahwa seluruh sumber-sumber minyak dan gas di Aceh merupakan tanggung jawab BPMA," ujar Bamsoet dalam keterangan tertulis kepada teropongsenayan.com, di Jakarta, Kamis (26/4/2018).
Terkait pertanggungjawaban BPMA, Bamsoet juga mendorong Komisi VII DPR untuk menayakan hal tersebut kepada Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Selanjutanya, KESDM didorong segera meminta BPMA bertanggungjawab.
Di samping itu, Bamsoet meminta Komisi III DPR dan Komisi VII DPR mendorong Kepolisian, Kementerian ESDM, dan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) bersama pihak-pihak terkait lainnya untuk segera menyelesaikan kasus tersebut. Sebab, kasus serupa pernah terjadi pada 2015 dan 2017 serta juga masih terdapat delapan (8) sumur minyak ilegal di kawasan tersebut.
Secara khussus, Bamsoet meminta Komisi VII DPR mendorong SKK Migas untuk meningkatkan pengawasan, penertiban, serta melakukan upaya-upaya pencegahan terjadinya aktivitas pengeboran minyak ilegal. Apalagi, sumur-sumur minyak ilegal juga ditemukan di Sumatera Selatan, Jawa Timur, dan Aceh. Sistem pengeboran minyak ilegal, menurut Bamsoet, tidak memiliki standar keamanan yang sesuai dengan kaidah pengeboran minyak.
Yang tidak kalah penting, politisi Golkar ini meminta Komisi VII DPR mendorong PT Pertamina untuk mengambil alih sumur-sumur minyak ilegal tersebut. Di samping itu memberikan kesempatan kepada warga sekitar untuk menjadi karyawannya.
"Shingga baik PT Pertamina maupun warga setempat dapat berkolaborasi dan sama-sama memperoleh manfaat," kata Bamsoet.
Sebelumnya diberitakan jumlah korban meninggal dunia akibat ledakan sumur minyak tradisional di Desa Pasir Putih, Kecamatan Rantau Peureulak, Kabupaten Aceh Timur, bertambah menjadi 21 orang pada Kamis (26/4/2018)pagi.
"Pagi ini, meninggal bertambah dua orang, sebelumnya ada 19 orang," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Aceh Teuku Ahmad Dadek saat dihubungi melalui telepon seluler dari Banda Aceh. (plt)