JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)--Menteri BUMN Rini Soemarno mencopot Elia Massa Manik dari jabatannya sebagai Direktur Utama PT Pertamina. Langkah tersebut disayangkan sejumlah anggota DPR, salah satunya Ketua Komisi VII DPR RI Gus Irawan.

Elia Massa sendiri baru menjabat Direktur Utama (Dirut) PT Pertamina selama 13 bulan.

"Coba kita lihat caranya begini, orang baru setahun jadi direktur sudah dicopot. Saya bilang Elia Massa Manik itu korban sebetulnya menurut saya, korban dari ambivalennya kebijakan pemerintah," kata Gus Irawan saat dihubungi, Sabtu (28/4/2018).

Ia menilai, pemerintah tidak sungguh-sungguh memperbaiki perusahaan minyak plat merah itu yang dinilai terlalu banyak masalah.

"Terlalu banyak kepentingan di Pertamina itu. Dulu janji pemerintahan ini akan besarkan Pertamina, buat Pertamina lebih besar dari Petronas. Ini pemerintahan sudah berjalan 3,5 tahun tidak ada sedikit pun terobosan untuk Pertamina itu menjadi seperti yang dicita-citakan lebih besar dari Petronas," katanya.

Politikus Gerindra ini juga melihat, pemerintah terlalu banyak memberikan penugasan ke Pertamina.
Misalnya, pencabutan subsidi BBM Premium tapi di sisi lain pemerintah juga menugaskan Pertamina untuk menyalurkan premium melalui perpres 191 untuk di luar Jamali (Jawa, Madura, Bali). Itu totalnya 12,5 juta Kiloliter.

"Nah, dari sisi korporasi saya memahami bahwa Pertamina itu kan berdarah-darah itu untuk premium, karena harganya ditetapkan oleh pemerintah yang katanya ditinjau ulang tiga bulan sekali. Tapi tidak pernah ditinjau ulang tuh, sudah hampir dua tahun," katanya.

Lalu, lanjut ia, Perpres 191 saat ini mau direvisi, yang sebelumnya hanya di luar Jamali, saat ini mau semua seluruh Indonesia.

"Ini menurut saya akala-akalan saja sebetulnya, untuk nanti mencari alasan untuk buang badan bagi pemerintah. Pemerintah nanti tinggal bilang, kami sudah ubah perpres, sudah tugaskan Pertamina," tandasnya.(yn)