JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)--Anggota Komisi VI DPR RI Bowo Sidik Pangarso mendesak Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untukmengusut beredarnya rekaman percakapanvia telepon, yang diduga Menteri BUMN Rini Soemarno dengan Dirut PLN Sofyan Basir tengah membahas fee proyek.
"KPK harus turun tangan dan usut tuntas terkait rekaman itu. Sangat menyedihkan dan keterlaluan jika memang ternyata benar apa yang ada dalam rekaman tersebut. KPK harus berantas mafia apapun dan jangan pandang bulu," tegas Politikus Golkar itu saat dihubungi di Jakarta, Sabtu (28/04/2018).
Tak hanya KPK, lanjut dia, Presiden Joko Widodopun sebaiknya turun tangan menyelesaikan persoalan ini.
"Pak Jokowi harus tegas dan segera turun tangan. Pecat bila perlu kalau memang itu (rekaman) benar. Sekali lagi, kalau memang benar bawahan (Menteri Rini) pak Jokowi itu artinya dia (Rini Soemarno) sudah tidak sejalan dengan cita-cita Jokowi. Pak Jokowi kan seperti kita ketahui tegas terhadap mafia dan jelas anti korupsi," tandas Bowo.
Disaranknanya, untuk menguji benar atau tidaknya penggalan rekaman yang diduga Rini Soemarno dengan Sofyan Basir terkait pembahasan fee proyek, sebaiknya aparat penegak hukum melakukan audit forensik dan uji kebohongan.
"KPK maupun polisi sebaiknya lakukan test kebohongan terhadap dua orang (Rini Soemarno dan Sofyan Basir) yang ada dalam rekaman tersebut. Hal itu perlu dilakukan agar terang benderang. Dan sekali lagi sebaiknya pak Jokowi jangan ragu untuk pecat Rini jika terbukti bersalah dan sebaiknya Rini Soemarno juga mengundurkan diri jika memang terbukti," tegasnya.
Seperti diketahui, Beredar rekaman pembicaraan, yang diduga lewat telepon, antara seorang pria dan wanita. Keduanya diduga membahas fee proyek.
Rekaman itu pertama kali diunggah akun instagram om_gadun, Jumat (27/4/2018) dengan caption 'Dashyaaatttt...!!!! Mau kelanjutanhya? Om butuh 1000 likes #MafiaMigas #RIwayarpertaminakiNI',
Akun om_gadun mengunggah sebuah video yang berisi rekaman percakapan dengan cover tulisan Rini Soemarno dan Sofyan Basir. Dalam rekaman itu, keduanya menyinggung seseorang bernama Pak Ari.
Berikutisi percakapan dalam rekaman tersebut:
Pria (P): Kemarin gini. Saya juga kaget kan Bu, saya mau cerita sama Ibu, beliau kan panggil saya, pagi kemarin kan saya baru pulang.
Wanita (W): Ya, ya, kemarin ngomong sama bapak kemarin, yang penting gini lah, udah lah yang seharusnya ngambil ini Pertamina sama PLN, jadi dua-duanya punya saham lah pak, saya bilang begitu
P: Dikasih kecil kemarin saya bertahan Bu, ya kan, beliau ngotot
W: ...Sama PLN...
P: PLN. Waktu itu kan saya ketemu Pak Ari juga bu, saya bilang Pak Ari mohon maaf, masalah share ini kita duduk lagi lah Pak Ari. Ibu setuju bu
W: Saya terserah bapak-bapak lah, saya memang kan konsepnya sama-sama Pak Sofyan.
P: Betul.(yn)