Opini
Oleh Gde Siriana Yusuf (Direktur Eksekutif LOGOSS-Local Governance Strategic Studies) pada hari Jumat, 04 Mei 2018 - 13:00:00 WIB
Bagikan Berita ini :

Kotak-Kotak, Kerja, Kodok, Kacebong, dan Kalajengking

87gdesiriana3.jpg
Gde Siriana Yusuf (Sumber foto : ist)

Teori komunikasi menjelaskan makna sebagai pemahaman pesan yang diberikan oleh orang lain tidak dapat terjadi kecuali kedua belah pihak atau para partisipan komunikasi dapat memperoleh makna yang sama bagi setiap kata, frasa, atau kode verbal yang ada.
Manusia termotivasi untuk bertindak berdasarkan pemaknaan yang mereka berikan kepada orang lain, benda, dan kejadian.

Teori interaksi simbolik menjelaskan manusia dapat memberikan makna kepada setiap kejadian tindakan, atau objek yang berkaitan dengan pikiran, gagasan dan emosi. Makna dari suatu simbol memberikan landasan bagi tindakan dan perilaku selain gagasan dan nilai-nilai.

Kebetulan atau bukan, judul tulisan ini yang terdiri dari kata sifat, kata kerja dan kata benda ini di dunia maya diasosiasikan dengan sosok presiden Jokowi dan pendukungnya. Bagaimana itu semua berkembang menjadi suatu makna tunggal terjadi melalui proses pembentukan makna melalui pesan, baik pesan verbal maupun pesan nonverbal yang berupa simbol-simbol, tanda-tanda, dan perilaku.

Di sisi lain, yang berseberangan sangat tajam, juga terjadi simbolisasi seperti gerakan 212 yang diasosiasikan sebagai kelompok Islam. Dalam konteks pemilihan, gerakan ini dituding mengkampanyekan politik identitas.

Tetapi tuduhan itu kini tidak terbukti ketika kini gerakan berkembang menjadi gerakan akar rumput #2019GantiPresiden. Terdapat irisan-irisan dari kekuatan-kekuatan akar rumput pada gerakan 212 dan gerakan #2019GantiPresiden.

Term politik identitas berdasarkan agama tertentu yang dituduhkan penguasa kini tidak relevan lagi karena yang berkembang adalah politik identitas #2019GantiPresiden, sebagai simbol anti-tesa dari simbol kotak, kodok, kecebong dan kalajengking.

Simbol ini diterima banyak orang karena diproduksi oleh realitas dan peristiwa yang memiliki makna sama bagi masyakarat. Sehingga gerakan simbolik ini berkembang pesat karena masyarakat termotivasi untuk bertindak berdasarkan pemaknaan atas peristiwa-peristiwa yang sebelumnya terjadi.

Awalnya sebagai simbol gagasan dan nilai-nilai, kini #2019GantiPresiden memberikan landasan bagi tindakan dan perilaku orang-orang yang mendukung gerakan ini, menjadi gerakan politik. Karena dalam konteks pemilihan umum, demokrasi adalah persoalan kalkulasi suara secara kuantitas.

TeropongKita adalah media warga. Setiap opini/berita di TeropongKita menjadi tanggung jawab Penulis

Disclaimer : Rubrik Opini adalah media masyarakat dalam menyampaikan tulisannya. Setiap Opini di kanal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penulis dan teropongsenayan.com terbebas dari segala macam bentuk tuntutan. Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan dengan tulisan ini maka sesuai dengan undang-undang pers bahwa pihak tersebut dapat memberikan hak jawabnya kepada penulis Opini. Redaksi teropongsenayan.com akan menayangkan tulisan tersebut secara berimbang sebagai bagian dari hak jawab.

tag: #  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
IDUL FITRI 2024
advertisement
IDUL FITRI 2024 MOHAMAD HEKAL
advertisement
IDUL FITRI 2024 ABDUL WACHID
advertisement
IDUL FITRI 2024 AHMAD NAJIB
advertisement
IDUL FITRI 2024 ADIES KADIR
advertisement
Opini Lainnya
Opini

Kode Sri Mulyani dan Risma saat Sidang MK

Oleh Anthony Budiawan - Managing Director PEPS (Political Economy and Policy Studies)
pada hari Kamis, 18 Apr 2024
JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Sri Mulyani (dan tiga menteri lainnya) dimintai keterangan oleh Mahkamah Konstitusi pada 5 April yang lalu. Keterangan yang disampaikan Sri Mulyani banyak yang tidak ...
Opini

Tersirat, Hotman Paris Akui Perpanjangan Bansos Presiden Joko Widodo Melanggar Hukum: Gibran Dapat Didiskualifikasi?

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --1 April 2024, saya hadir di Mahkamah Konstitusi sebagai Ahli Ekonomi dalam sidang Perselisihan Hasil Pemilihan Umum 2024. Saya menyampaikan pendapat Ahli, bahwa: ...