JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Wakil Ketua Komisi XI DPR RI, Achmad Hafisz Thohir menanggapi perihal politisi Senayan yang dikabarkan bakal ikut kecipratanTunjangan Hari Raya (THR) dari pemerintah.
Dia menilai, tidak elok jika wakil rakyat di DPR masih memikirkan apalagi membahas mengenai THR dan gaji ke -13 ditengah kondisi perekonomian yang belum stabil.
"Gak elegan bicara THR ditengah melemahnya kurs rupiah terhadap US dollar, sebaiknya kita fokus saja kepada kerja, kerja, kerja bagaimana agar rupiah bangkit kembali menjadi 8500," ujar politisi PAN itu saat dihubungi di Jakarta, Selasa (29/5/2018).
Kendati demikian, diakui Hafisz, dirinya ikut bergembira dalam menyambut hari kemenangan idul fitri justru banyak insentif THR dan gaji ke-13 mengalir dari pemerintah.
"Saya senang dapat THR. Siapa saja pasti suka. Tapi apakah tepat momennya? Disaat rupiah tertekan kuat dan pertumbuhan kredit perbankan stagnan di bawah 10%, lalu kita bicara THR? Bagaimana dengan rakyat miskin? Bagaimana dengan rakyat industri dan UKM kita? Yang mana industri dan UKM kita masih tinggi ketergantungannya terhadap impor" kilahnya.
Namun, dia tak banyak berkomentar saat ditanya apakah dirinya akan mengembalikan uang THR jika nanti betul mendapatkannya pemerintah.
"Saya tidak mau komentar itu. Tetapi secara pribadi saya sampaikan bahwa lebih baik kita bicara hal-hal lain yang lebih fundamental, misalnya bagaimana memperbaiki nilai rupiah?, Apa yang harus dilakukan oleh BI?, Apa yang harus dilakukn oleh Kemenkeu?, Apa yang harus dilakukn Industri?, Apa yang harus dilakukan UMKM dan UKM guna menggenjot ekspor. Itu lebih utama daripda kita bicara THR. Tapi kalau dapat (THR) ya Alhamdulillah," katanya berseloroh.
"Tapi maksud saya THR itu kan bukan tujuan, akan tetapi tujuan kita yang lebih fundamental adalah bagaimana rupiah ini bisa bangkit lagi. Itu maksud saya," pungkasnya. (Alf)