Berita
Oleh Ferdiansyah pada hari Minggu, 03 Jun 2018 - 17:24:04 WIB
Bagikan Berita ini :

Di Zaman Trump, Jumlah Warga Miskin AS Naik Tajam

99trump.jpg
Presiden Amerika Serikat Donald Trump (Sumber foto : ist)

JENEWA (TEROPONGSENAYAN)--Jumlah orang miskin di Amerika Serikat (AS) di bawah pemerintahan Presiden Donald Trump naik tajam akibat kebijakan cenderung menghapus jaring pengaman bagi jutaan warga miskin. Demikian hasil penyelidikan badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Sebaliknya, kebijakan Trump justru lebih berpihak kepada orang kaya.

Philip Alston, peneliti khusus PBB untuk masalah kemiskinan, meminta Pemerintah AS memberikan perlindungan sosial tegas dan mengatasi masalah yang mendasarinya, bukan "menghukum dan memenjarakan orang miskin".

Dalam laporannya, Alston mencatat bahwa pada saat tunjangan kesejahteraan dan akses untuk asuransi kesehatan dihapus, Presiden Donald Trump malah mengubah pajak bagi perusahaan besar dan mengakibatkan semakin dalam jurang antara yang kaya dan miskin.

Meski dikenal sebagai negara adidaya, ia mengungkapkan, kemiskinan parah di AS bagaimanapun bukanlah hal baru.

Alston mengatakan kebijakan Perang Terhadap Kemiskinan sejak masa Presiden Lyndon Johnson pada 1960 telah melakukan banyak kelalaian.

"Namun, kebijakan yang dilakukan selama tahun lalu tampak sengaja dirancang untuk menghapus perlindungan dasar bagi yang paling miskin, menghukum mereka yang tidak bekerja, dan perawatan kesehatan dasar seolah menjadi hak istimewa, bukan lagi menjadi hak warga negara," kata Alston, layaknya dikutip Reuters.

Gedung Putih tidak segera menanggapi saat diminta komentar mereka atas laporan khusus PBB itu.

Namun, pejabat AS di Jenewa saat diminta komentar mengatakan, "Pemerintah Trump telah memprioritaskan penyediaan peluang ekonomi yang sama bagi semua orang Amerika."

Hampir 41 juta orang atau 12,7 persen warga AS hidup dalam kemiskinan, dan 18,5 juta dalam kemiskinan ekstrem.

AS berada di peringkat teratas sebagai negara industri yang memiliki penduduk paling miskin.

Alston, warga negara Australia yang menjadi pakar hak veteran PBB dan mahaguru ilmu hukum dari Universitas New York, akan memaparkan laporannya di depan Dewan Hak Asasi Manusia PBB pada akhir bulan ini. (plt/ant)

tag: #donald-trump  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
IDUL FITRI 2024
advertisement
IDUL FITRI 2024 MOHAMAD HEKAL
advertisement
IDUL FITRI 2024 ABDUL WACHID
advertisement
IDUL FITRI 2024 AHMAD NAJIB
advertisement
IDUL FITRI 2024 ADIES KADIR
advertisement
Berita Lainnya
Berita

KPU Undang Presiden Umumkan Pemenang Pilpres 2024

Oleh Sahlan Ake
pada hari Selasa, 23 Apr 2024
JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI berencana mengundang Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk menghadiri langsung penetapan pemenang Pilpres 2024. Rencanannya, acara tersebut ...
Berita

Kondisi Anaknya Sungguh Tragis di Tangan Mantan Suaminya, Lisa Tak Kuasa Membendung Airmata

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Ini adalah suatu kisah pilu yang dituturkan oleh seorang ibu kandung bernama Lisa yang memiliki seorang putri berinsial GI, dan GI adalah putri keduanya yang telah ...