JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Bulan suci Ramadhan meruapakan bulan penuh berkah dan dinanti-nanti umat Islam di seluruh penjuru dunia.
Di bulan yang agung ini, masyarakat berlomba-lomba memusatkan kegiatan ibadahnya demi meningkatkan ketaqwaan kepada Allah SWT.
Selama satu bulan penuh umat Islam juga melakukan ritual khusus, seperti makan sahur, sholat tarawih hingga buka puasa bersama, dan lainsebagainya.
Tak ayal, Ramadhan selalu menyisakan berbagai kenangan indah bagi setiap muslim. Tak terkecuali bagi kalangan anggota DPR RI di Senayan.
Politisi Gerindra Mohamad Hekalyang kini duduk di Parlemen dan menjabat Wakil Ketua Komisi VI DPR misalnya, memiliki momen-momen indah yang tak terlupakan.
Terlahir dari keluarga yang kuat akan pemahaman keagamaannya, Hekal kecil pernah merasakan bagaimana makna bulan suci Ramadhan bagi dirinya dan keluarganya.
Kepada TeropongSenayan, Hekal bercerita bahwa ibadah puasa mulai ia jalani sejak usia yang terbilang sangat dini.
Dia mengaku, sudah digembleng oleh orang tuanya untuk berpuasa saat masih duduk di bangku TK.
"Ya (belajar puasa) sejak dari Taman Kanak-Kanak (TK). Saya dulu TK di Al Azhar Kemang," ujar Hekal mengawali perbincangannya dengan TeropongSenayan jelang buka puasa di Jakarta, Minggu (3/6/2018).
Hekal mengungkapkan, bahwa ada momen indah yang terbilang paling berkesan dan tak akan pernah ia lupakan setiap menyambut bulan suci Ramadhan.
Tidak seperti kebanyakan anak-anak seusianya, saat itu Hekal kecil menjalani ibadah puasa relatif tidak terlalu berat tantangannya, karena berada di wilayah yang iklimnya tidak terlalu ekstrim.
Saat itu, Hekal yang tumbuh di negeri yang nun jauh disana tepatnya di negeri Paman Sam Amerika Serikat merasakan tantangan menjalankan ibadah puasa cukup berbeda jika dibandingkan dengan negeri asalnya yakni Indonesia.
Berbeda dalam konteks iklim dan rentang waktu dalam menjalankan ibadah puasa.
"Dulu waktu kecil masih belajar puasa, saya suka minta minum di waktu siang (puasa setengah hari). Terus sambung lagi puasa sampai Mahgrib. Maklum dulu SD di Amerika, jadi kalau musim panas ya mahgribnya bisa jam 9 malam," kenang Hekal.
"Nah, sesekali diijinin sama ibu saya minum siang itu bergegaslah saya buat minuman. Hehehe ya saya gak mau rugi. minumannya saya siapkan gelas es teh manis yang sangat besar dan penuh, hehe. Ibu saya kadang ngomel-ngomel juga," kenang Hekal sembari tertawa lepas.
Namun, diakuinya, berkat pembelajaran dini itulah Hekal kemudian tumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang akrab dengan ritual-ritual ibadah puasa.
"Alhamdulillah, semua berkat didikan Ibu saya, saya bisa seperti sekarang. Dan sampai sekarang puasa saya tidak pernah bolong-bolong," ucapnya berseloroh. (Alf)