Berita
Oleh Alfian Risfil pada hari Rabu, 20 Jun 2018 - 06:24:14 WIB
Bagikan Berita ini :

Jelang Pemungutan Suara Pilkada 2018, Ini Pesan Prabowo kepada Kader Gerindra

98dua-tiga-bulan-lagi-gerindra-umumkan-prabowo-jadi-capres-2019.jpg.jpg
Prabowo Subianto (Sumber foto : Ist)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Ketua Umum Partai Gerindra PrabowoSubianto menanggapi kondisi dan situasi bangsa saat ini, mulai dari soal politik hingga masalah ekonomi nasional.

Dia juga menyampaikan pesan-pesan khusus untuk kader Gerindra di seluruh Tanah Air jelang digelarnyaPilkada 2018.

Sebagaimana diunggah akun Facebook resmi Prabowo Subianto yakni @PrabowoSubianto, Selasa (19/6/2018) malam, video berdurasi 37 menit itu memuat pidato yang ditujukan kepada para kader Gerindra dan rakyat Indonesia.

Prabowo mengajak agar semuanya memaksimalkan usaha dan memanfaatkan momen-momen akhir jelang pemungutan suara, demi kemenangan calon yang diusung Partai Gerindra di Pilkadaserentak 2018.

Berikut pidato lengkap Prabowo:

Assalamualaikun wr wb, salam sejahtera, shalom, om swastiastu, namo budaya.

Selamat malam saudara-saudara sekalian, sahabat-sahabatku para kader Partai Gerakan Indonesia Raya di manapun engkau berada, para anggota Gerindra yang saya cintai dan saya banggakan, para simpatisan, keluarga besar Partai Gerindra di manapun engkau berada malam hari ini.

Pertama, tentunya sekali lagi saya ucapkan selamat hari raya Idul Fitri, selamat berhari libur dan siap-siaplah kembali beraktivitas setelah beberapa hari kita bersama-sama keluarga kita merayakan hari besar agama Islam bagi yang beragama Islam. Bagi yang beragama lain juga saya kira menikmati hari libur. Sekarang saatnya kita berkumpul kembali membicarakan hal-hal yang lebih serius.

Saudara-saudara sekalian, saya ucapkan terima kasih kepada saudara-saudara sekalian malam hari ini yang bersedia mengorbankan waktu saudara-saudara berkumpul dan mendengarkan siaran saya pada malam hari ini. Malam hari ini untuk pertama kali saya berusaha menguji coba salah satu sarana berkomunikasi yang telah kita bangun supaya kita bisa bicara langsung kepada saudara-saudara sekalian di seluruh Indonesia.

Saudara-saudara sekalian, kita merasakan bersama keadaan bangsa yang terus terang saja kurang membahagiakan bagi sebagian besar rakyat kita. Sudah berkali-kali kita bahas dan saya kira kader Gerindra mungkin tidak perlu terlalu rinci lagi saya uraikan. Sudah banyak di antara kalian yang sudah datang ke Padepokan Garuda Yaksa di Bojong Koneng, Bogor, Jawa Barat, di sana sebagian dari kalian sudah menerima penataran, kaderisasi, pelajaran, kita sudah buktikan kepada kalian dengan data, dengan fakta, gejala-gejala, fenomena yang terjadi di bangsa kita. Saya telah menyebarluaskan, yang terakhir buku saya 'Paradoks Indonesia' yang sudah tersebar di mana-mana. Dan saya kira saudara sudah paham benar apa yang menjadi pusat perhatian dari Partai Gerindra.

Saya dan Partai Gerindra melihat bahwa arah kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia ini berada di arah dan alur yang salah. Kita merasakan, Gerindra merasakan, dan saya berpandangan dan berkeyakinan bahwa sistem bernegara, sistem politik, dan sistem ekonomi bangsa kita berada di jalur yang menyimpang, menyimpang dari apa? Menyimpang dari rencana dari cetak biru yang dibangun oleh pendiri-pendiri bangsa kita.

Yaitu, Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Masalah sekarang, kesulitan-kesulitan kita sekarang, adalah karena kita tidak setia terhadap Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Yah, banyak yang menggunakan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 sebagai mantra, sebagai slogan, tetapi hakikatnya tidak dipahami atau tidak mau dipahami, yang jelas tidak mau dilaksanakan.

Sebagai contoh, Pancasila terdiri dari lima sila, tetapi sering sila-sila tersebut tidak mau dilaksanakan sesungguhnya. Sebagai contoh, kita menjalankan ekonomi kita tanpa menghiraukan masalah keadilan sosial.

Bagaimana kita bisa katakan keadilan sosial kalau yang menguasai kekayaan bangsa kita hanya segelintir orang saja. Kurang dari 1%. Bahkan ada yang mengatakan tidak lebih dari 300 keluarga dari 250 juta orang yang menikmati kekayaan bangsa Indonesia.

Saudara-saudara, saya tidak bermaksud malam hari ini untuk membahas dan berbicara tentang angka-angka. Ada saatnya, ada waktunya, dan kami siap dengan data dan bukti-bukti.

Saudara-saudara, selalu berkali-kali saya mengulangi, saya katakan di setiap kumpulan warga negara Indonesia yang saya hadapi, selalu saya ingatkan bahwa inti masalah bangsa Indonesia sekarang adalah, pertama, kekayaan bangsa Indonesia diambil dari bangsa Indonesia. Kekayaan bangsa Indonesia mengalir dan tidak tinggal di Indonesia.

Ini saya katakan berkali-kali, sudah bertahun-tahun, dan inilah sebabnya bahwa kita selalu lemah gaji kita sangat kecil, penghasilan kita sangat kecil, itupun bagi orang yang punya pekerjaan. Mereka yang punya pekerjaan, penghasilannya kecil, tidak mencukupi, tidak memadai. Dan selalu dikatakan anggaran terbatas, tidak ada anggaran, dan sebagainya, dan sebagainya. Alias, maksudnya adalah tidak ada uang di Indonesia.

Dengan istilah yang sangat normatif, yang sangat birokratis, anggaran terbatas. Kalau anggaran terbatas kan tidak ada uang. Bahkan kita sekarang meminjam uang untuk membayar bunga utang. Kita meminjam uang sebagai bangsa, sebagai negara, untuk membayar gaji saudara-saudara. Ini adalah keadaan ekonomi yang tidak masuk akal. Tidak ada lembaga keuangan di seluruh dunia yang berani meminjamkan uang untuk biaya overhead, untuk biaya gaji, secara ekonomis ini tidak masuk akal.

Tapi negara kita, bangsa kita yah harus menerima kenyataan bahwa bangsa kita pinjam uang untuk bayar hutang, dan bangsa kita pinjam uang untuk bayar gaji pegawai.

Saudara-saudara, keadaan ini membuat kita sungguh-sungguh lemah. Susahnya uang beredar, satu persatu aset bangsa, satu persatu lembaga-lembaga kita, satu persatu kekayaan negara terus berjatuhan dikendalikan dan dikuasai bangsa asing.

Pelabuhan yang begitu vital, pelabuhan udara yang begitu vital, yang merupakan jalur bernafas sebuah bangsa, banyak sekarang sudah dikendalikan oleh bangsa asing. Saudara-saudara, sumber-sumber ekonomi kita juga sudah lepas kendali dari penguasaan negara dan bangsa Indonesia.

Di berbagai negara lain, ini disebut state capture, fenomena ini disebut bahwa negara sedang dikuasai atau dijajah oleh kerjasama antara beberapa pejabat dan pihak swasta dan pihak asing.

Saudara-saudara, kondisi inilah yang membuat bangsa Indonesia menjadi lemah. Tentara kita lemah, Angkatan Udara kita lemah, Angkatan Laut kita lemah, kekayaan kita diambil. Dan dengan demikian kita merasa kondisi ekonomi kita semakin memprihatinkan, semakin menyusahkan kehidupan rakyat.

Sewaktu-waktu pihak yang berkuasa melakukan aksi, apakah membagi-bagi uang, membagi-bagi mungkin paket-paket tertentu atau melaksanakan kebijakan-kebijakan yang populis, tapi pada hakikatnya ini tidak memperkuat keadaan ekonomi kita.

Saudara-saudara, ilmu ekonomi mengajarkan bahwa kekayaan itu adalah tanah, yaitu bumi dan air. Karena dari tanah dari bumi kita bisa menghasilkan pangan. Tidak ada negara yang merdeka kalau negara itu tidak bisa memberi makan bagi bangsanya. Saya ulangi. Tidak ada negara yang merdeka kalau negara itu tidak bisa memberi makan kepada rakyatnya. Suatu bangsa butuh pangan dan butuh energi, butuh bahan bakar masak, butuh bahan bakar motor, mobil, pesawat terbang, listrik, dan sebagainya.

Karena itu sebetulnya kunci pengaman kita ada di pasal 33 Undang-undang Dasar 1945, yaitu bahwa bumi dan air dan semua kekayaan alam yang terkandung di dalamnya harus dikuasai oleh negara. Saudara-saudara, ini kuncinya. Karena sistem ekonomi ini timpang, kondisi inilah yang sekarang kita hadapi.

Dengan demikian saudara-saudara kemerdekaan dan kedaulatan kita terancam. Sekarang mereka yang punya uang banyak hasil dari kelemahan negara kita untuk menjaga kekayaan bangsa Indonesia, dengan juga merajalelanya korupsi, melemahnya lembaga-lembaga kita, semakin banyak uang yang diambil, akibatnya kekuatan politikpun terancam.

Sekarang saat-saat yang kritis, ada kekuatan-kekuatan yang punya uang merasa bisa menentukan siapa yang akan jadi bupati, wali kota, gubernrur, bahkan presiden Republik Indonesia yang akan datang.

Saudara-saudara, karena itu saya bicara malam hari ini kepada seluruh kader Gerindra dimanapun engkau berada. Gerindra sekarang diharapkan rakyat. Gerindra mungkin adalah salah satu benteng terakhir kemerdekaan bangsa Indonesia. Kita jangan besar kepala, kita jangan menyombongkan diri, tapi mungkin itulah kenyataanya. Mungkin tinggal kita yang masih bicara tentang Pasal 33, mungkin kita yang masih bicara tentang keadilan sosial, mungkin kita sekarang yang masih membela rakyat kecil, kaum-kaum yang tertindas, kaum yang lemah. Saudara-saudara sekalian, karena itu saya bicara.

Pertama, saya mohon marilah kita percaya bahwa kita berada di jalan yang benar. Marilah kita percaya bahwa kita memiliki tugas yang mulia. Tugas kita berat, sungguh berat. Kita menghadapi keadaan yang sangat sulit. Kalau dibandingkan kekuatan-kekuatan lain di negara kita mungkin bisa dikatakan kita kalah di banyak bidang, kalah jumlah uang. Kita tidak punya koran, kita tidak punya televis. Ya sekarang baru kita mulai televisi kita sendiri dengan sumber-sumber yang terbatas.

Tapi ternyata dalam survei-survei, dalam evaluasi-evaluasi kita sendiri dan kelompok-kelompok independen, ternyata Gerindra terus meningkat di hadapan rakyat Indonesia. Saudara-saudara sekalian, marilah kita mantapkan jiwa kita, marilah kita kuatkan keyakinan kita, marilah kita tetap tegar, tetap teguh, yakin bahwa kita melaksanakan tugas yang mulia yaitu membela keadilan, kebenaran, membela kejujuran.

Gerindra sungguh-sungguh dari hati yang paling dalam, kita ingin benar-benar memberi kepada rakyat Indonesia, pemimpin-pemimpin yang bersih, pemimpin-pemimpin yang baik, pemimpin-pemimpin yang amanah, pemimpin-pemimpin yang tidak berkhianat kepada bangsana sendiri. Sungguh-sungguh kita berusaha untuk mengusung dan untuk menawarkan kepada rakyat Indonesia kandidat-kandidat dan calon-calon pemimpin yang ingin bekerja sebaik-baiknya untuk rakyat Indonesia. Tidak untuk memperkaya diri, dan tidak untuk memperkaya keluarganya sendiri.

Saudara-saudara sekalian, marilah kita rapatkan barisan, marilah kita kerahkan tenaga kita, pikiran kita, melanjutkan perjuangan kita di hari-hari yang penting ini menjelang tanggal 27 Juni yang akan datang, di mana pada pemilihan kepala daerah di beberapa provinsi-provinsi yang penting dan di kabupaten-kabupaten kotamadya itu kita akan memilih pemimpin-pemimpin yang baru atau melanjutkan pemimpin-pemimpin yang baik.

Saudara-saudara sekalian, kalau rakyat tidak sadar, atau rakyat mudah dibuai, pemimpin-pemimpin nanti adalah mereka yang ingin meneruskan keadaan yang keliru sekarang, berarti lima tahun lagi akan diteruskan keadaan seperti sekarang. Kekayaan bangsa terus mengalir di luar. Pat gulipat segala macam bentuk pencurian korupsi, penyelewengan, akan semakin canggih dan berani, Undang-Undang dilabrak, keadilan dan hukum tidak diabaikan. Kalau ini dilanjutkan terus, keadaan semakin tidak baik untuk rakyat Indonesia.

Beberapa hari lagi adalah hari-hari yang krusial. Tanggal 27 adalah kesempatan memilih pemillih yang baik. Saya minta seluruh jajaran Gerindra di manapun berada, mereka terutama di provinsi-provinsi yang akan memilih gubernur-gubernur dan wakil-wakil gubernur, termasuk di kabupaten-kabupaten dan kotamadya-kotamadya tertentu.

Saya minta keluarga besar Gerindra, kearahkan segala tenaga kita. Marilah kita benar-benar bekerja di hari-hari terakhir, di saat-saat terakhir, datang dari pintu ke pintu, yakinkan, gerakkan lingkunganmu, kerabatmu! Timbulkan kesadaran dan pencerahan! Hari-hari ini, puncaknya tanggal 27 Juni kita buktikan rakyat Indonesia ingin berdaulat, bangsa Indonesia ingin berdiri di atas kaki sendiri. Rakyat Indonesia ingin menguasai kekayaan bangsa Indonesia. Saudara-saudara, yakinkan rakyat untuk bersama Gerindra dan mitra-mitranya, kita memberi pesan ke seluruh dunia, bahwa bangsa Indonesia tidak mau dijajah kembali. Kita tidak mau dibohongi dan kita tidak mau jadi embel-embel bangsa asing. Itu pesan saya pada malam hari ini.

Kerahkan tenagamu, percaya kekuatan kita besar, Gerindra besar karena Gerindra punya keyakinan, Gerindra punya ideologi, Gerindra besar karena Gerindra setia kepada Merah Putih, Gerindra setia kepada bangsa Indonesia, Gerindra ingin membela rakyat, Gerindra ingin menjaga kehormatan bangsa Indoensia, Gerindra tidak mau mengizinkan bangsa Indonesia dijajah oleh bangsa manapun, Gerindra tidak mau jadi kacungnya bangsa asing.

Saudara-saudara, kalau bukan kita yang berdiri membela kepentingan kita sendiri, siapa lagi? Jangan mengira ada orang lain, bangsa lain yang kasihan sama kita. Yang kuat itu yang menang, kalau kita lemah, kalau kita lengah, kalau kita malas, kita akan terlindas, kita akan menjadi kacung, akan menjadi budak, akan menjadi pesuruh bangsa lain, kita akan miskin terus. Anak-anakmu akan miskin, cucu-cucu kita akan miskin, dan kita tergantung selamanya. Bahkan bisa-bisa bangsa kita suatu saat akan bubar.

Sekali lagi terima kasih atas kesetiaanmu, terima kasih atas semangatmu, terima kasih atas disiplinmu. Percaya, Tuhan selalu berada di pihak yang benar, dan Gerindra selalu akan menegakkan kebenaran. Terima kasih atas perhatianmu.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, shalom, om shantih shantih shantih om, selamat malam, selamat berjuang, sampai kita jumpa kembali dalam kesempatan yang akan datang. Saya mendengar bahwa petugas sudah menyiapkan satu sesi diskusi dan mungkin tanya jawab kalau saudara mau langsung mengirim pertanyaan kepada saya. Selamat malam sampai jumpa kembali.

Selesai. Merdeka! (Alf)

tag: #prabowo-subianto  #partai-gerindra  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
IDUL FITRI 2024
advertisement
IDUL FITRI 2024 MOHAMAD HEKAL
advertisement
IDUL FITRI 2024 ABDUL WACHID
advertisement
IDUL FITRI 2024 AHMAD NAJIB
advertisement
IDUL FITRI 2024 ADIES KADIR
advertisement
Berita Lainnya
Berita

MK Jamin Tak Ada Deadlock saat Pengambilan Keputusan Sengketa Pilpres

Oleh Sahlan Ake
pada hari Kamis, 18 Apr 2024
JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Mahkamah Konstitusi (MK) menjamin tidak akan ada deadlock dalam pengambilan putusan sengketa Pilpres 2024. Saat ini, Hakim Konstitusi masih melaksanakan rapat ...
Berita

Pemprov DKI Jakarta Apresiasi Bank DKI Penyumbang Dividen Terbesar

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Pemprov DKI Jakarta melalui Kepala Badan BP BUMD Provinsi DKI Jakarta, Nasruddin Djoko Surjono menyampaikan apresiasi atas kontribusi Bank DKI sebagai Badan Usaha Milik ...