Jakarta
Oleh Alfian Risfil pada hari Rabu, 01 Agu 2018 - 00:30:27 WIB
Bagikan Berita ini :

Dicitrakan Negatif, KPID Ajak Masyarakat Betawi Sumbang Ide Program Siaran

68IMG-20180731-WA0052.jpg.jpg
Rizky Wahyuni (kiri) saat memberikan Literasi Media di Ancol, Jakarta, Minggu (29/7/2018). (Sumber foto : Ist)

JAKARTA (TEROPONGSSNAYAN) –Masyarakat Betawi saat ini dicitrakan media terutama Televisi sebagai orang yang tidak berpendidikan, asal bicara, pelit, terbelakang dan pembuat kegaduhan.

Hal ini setidaknya terlihat dari beberapa sajian program terutama sinetron yang menampilkan penggambaran orang Betawi yang negatif tersebut.

Demikian mencuat dalam Diskusi Literasi Media bertajuk; 'Edukasi Penonton Cerdas; Peningkatan Pemahaman Literasi Media Masyarakat Betawi' yang diselenggarakan oleh Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) DKI Jakarta bekerjasama dengan Komunitas Betawi Kita di Pasar Seni, Ancol, Jakarta (29/7/2018) kemarin.

Dalam diskusi ini juga dirangkai dengan acara mengenang Hari Lahir Tokoh Pers Nasional, Mahbub Djunaidi yang jatuh pada tanggal 27 Juli.

Hadir sebagai pembicara Wakil Ketua KPI DKI Jakarta, Rizky Wahyuni, Komisioner Bidang Isi Siaran KPI DKI Jakarta, Arif Faturrahman, Founder dan Ketua Betawi Kita, Roni Adi, chief editor Betawikita.id, Fadjriah Nurdiarsih, serta H. Fadhlan Djunaidi (Adik Kandung Mahbub Djunaidi).

Dalam paparannya, Wakil Ketua Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) DKI Jakarta, Rizky Wahyuni mengaku tidak setuju dengan Masyarakat Betawi yang melulu dicitrakan negatif.

Sebab, kata dia, kenyataannya banyak orang Betawi yang cerdas, berprinsip dan berpikiran maju seperti tokoh Pers Nasional kelahiran Betawi, Mahbub Djunaidi.

"Hanya saja, sedikit sekali yang diangkat menjadi ide program siaran. Jika pun ada kadang dinilai oleh masyarakat Betawi tidak sesuai penggambarannya,” kata Rizky.

Rizky melanjutkan, di tengah arus informasi yang semakin terbuka dan program siaran yang banyak dianggap tidak berkualitas diperlukan ide dan masukan.

Ide gagasan tersebut disampaikan kepada lembaga penyiaran agar memproduksi tayangan yang lebih berkualitas, mencerdaskan dan dibutuhkan masyarakat.

“Masyarakat Batawi harus dapat menyumbang ide serta masukan kepada Lembaga Penyiaran atau production house agar dapat memproduksi tayangan maupun program yang mencitrakan masyarakat Betawi lebih positif,” terang Rizky yang membidangi Pengawasan Isi Siaran di KPI DKI Jakarta itu.

Selain itu, Rizky juga berpesan agar masyarakat Batawi dapat menjadi penonton cerdas. Penonton yang dapat memilah dan memilih tayangan yang berkualitas dan mencerdaskan.

“Masyarakat merupakan bagian yang dapat menentukan kualitas produk lembaga penyiaran. Sehingga yang dapat kita lakukan adalah dengan menjadi penonton cerdas. Penonton yang selektif dalam memilih tayangan, sehingga produk siaran tidak berkualitas lama kelamaan akan ditinggalkan beralih ke program tayangan yang berkulitas dan mencerdaskan. 'Cerdas Penontonnya, Berkualitas Siarannya',” ujarnya.

Sementara itu, Pendiri dan Ketua Komunitas Betawi Kita,Roni Adi mengatakan, banyak cerita yang dihadirkan oleh lembaga penyiaran kadang terjebak hanya menceritakan masa lalu.

Salah satunya adalah penggambaran orang Betawi juga tidak sesuai.

“Ada beberapa tayangan yang disenangi masyakarakat, tapi kadang ada beberapa sisi yang menurut kami tidak pas menggambarkan karakter kebetawiannya. Padahal banyak sekali cerita Betawi yang dapat diangkat dan digemari masyarakat seperti Film Benyamin Suaeb dan Sinetron Si Doel Anak Betawi,” ungkap Roni.

Pegiat media online sekaligus Pengurus Lembaga Kebudayaan Betawi, Fadjriah Nurdiarsih mengingatkan, bahwa media sebagai sebuah industri juga merupakan entitas bisnis.

Sehingga, seringkali penayangan program acara di media televisi dan media online lebih banyak didasarkan kepentingan untuk mendapatkan keuntungan semaksimal mungkin ketimbang melaksanakan fungsi utama pers yakni informasi, edukasi, koreksi, rekreasi dan mediasi.

Untuk itu, Fadjriah menyarankan agar kedepan komunitas Betawi dapat membuat jurnalisme warga melalui media online dan media televisi berbasis online agar bisa mengambil alih fungsi utama pers tersebut.

Diakui Fadjriah, literasi masyarakat Betawi saat ini memang agak tersendat. Maka diperlukan literasi-literasi media secara terus menerus kepada masyarakat Betawi.

Karena zaman berubah, maka sebaiknya komunitas Betawi dapat juga meningkatkan literasi digital agar orang Betawi mampu menaikkan harkat, derajat dan kemanusiaannya sendiri.

“Kami berharap komunitas-komunitas Betawi dengan adanya literasi semacam ini nantinya akan banyak lagi eksplore gagasan ide agar menyumbang program-program positif yang menggambarkan masyarakat Betawi dengan baik,” pungkas Roni. (Alf)

tag: #dki-jakarta  #bamus-betawi  #pemprov-dki  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
IDUL FITRI 2024
advertisement
IDUL FITRI 2024 MOHAMAD HEKAL
advertisement
IDUL FITRI 2024 ABDUL WACHID
advertisement
IDUL FITRI 2024 AHMAD NAJIB
advertisement
IDUL FITRI 2024 ADIES KADIR
advertisement
Jakarta Lainnya
Jakarta

Mahasiswa Kecewa dengan Sikap KPK: Ancam Akan Lapor ke Jokowi

Oleh Sahlan Ake
pada hari Rabu, 10 Agu 2022
JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Menggugat kembali melakukan aksi di depan Kantor Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Bappenas). Massa aksi ...
Jakarta

Muncul Nama Heru Budi Hartono Pengganti Anies Baswedan, Siapa Dia?

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)- Masa jabatan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan akan habis masa jabatan pada 16 Oktober 2022. Mengingat Pilkada baru digelar 2024, posisi Anies akan diisi oleh penjabat ...