MALANG (TEROPONGSENAYAN)--Ada sebuah kisah menarik di ujung acara sarasehan peningkatan kapasitas perangkat desa yang digelar di GOR Ken Arok, Kota Malang, Jawa Timur, Rabu (1/8/2018). Acara itu sendiri dihadiri ribuan perangkat desa. Hadir juga Gubernur Jawa Timur, Soekarwo, Kapolda Jawa Timur, Machfud Arifin, penjabat teras di lingkungan Direktorat Jenderal Pemberintan Desa Kementerian Dalam Negeri.
Ketika itu, Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo yang didaulat membuka acara sedang berpidato. Di ujung pidatonya, tiba-tiba orang nomor satu di Kementerian Dalam Negeri tersebut memanggil beberapa orang perangkat desa untuk naik panggung. Maka majulah tiga orang perangkat desa naik ke panggung. Setelah itu naik satu orang laki-laki dan dua perempuan.
Di atas panggung, Menteri Tjahjo mempersilahkan tiga perangkat desa mengeluarkan unek-uneknya tentang dana desa dan segala permasalahan serta kendala yang dihadapi di desa. Perangkat desa laki-laki yang pertama mendapat giliran. Ia pertama mengucapkan terima kasih atas kepedulian dan perhatian pemerintah Jokowi pada desa. Katanya, dana desa yang diberikan sangat membantu warga desa. Manfaatnya begitu besar dalam mendorong pembangunan di desa. Hasilnya pun sangat dirasakan masyarakat.
" Kami mengucapkan terima kasih dengan adanya dana desa dan UU Desa. Manfaatnya sangat kami rasakan di desa. Terima kasih pak, " katanya.
Selanjutnya ia mengeluarkan unek-uneknya. " Tapi tolong Pak, laporan pertanggungjawaban itu dipermudah. Jangan dipersulit," ujarnya.
Mendagri yang berdiri di sampingnya setelah bapak perangkat desa selesai bicara langsung menjawab. " Bapak apa yang disampaikan akan kami catat. Nah ibu ini tolong sampaikan masalahnya apa," kata Tjahjo.
Ibu berkerudung pun mendekat ke pelantang. Ia pun mengeluhkan hal yang sama soal laporan pertanggungjawaban yang menurutnya ribet. Ibu perangkat desa yang kedua juga tak jauh beda, mengeluhkan tentang laporan keuangan yang katanya masih bikin pusing. Selesai tiga perangkat desa bicara, Menteri Tjahjo kembali memanggil satu orang peserta naik panggung. Seorang bapak naik panggung.
Setelah dipersilahkan bicara, perangkat desa yang mengaku berasal dari sebuah desa di Sumatera Selatan, langsung bicara. Ia mengucapkan terima kasih dengan sangat atas bantuan dana desa. Baginya, dana desa sangat membantu masyarakat desa. Pembangunan di desa berjalan. Masyarakat juga merasakan hasilnya langsung. Di ujung, ia juga mengeluhkan hal yang sama soal laporan pertanggungjawaban keuangan yang masih ribet. Ia minta disederhanakan.
Terakhir, Menteri Tjahjo memanggil kembali satu orang naik panggung. Kali ini yang dipanggil seorang camat." Coba sekarang pak camat yang naik panggung," katanya.
Sama seperti perangkat desa, camat yang naik panggung juga menyinggung soal laporan pertanggungjawaban dana desa yang masih bikin pusing. Setelah camat selesai berbicara, Menteri Tjahjo mengambil alih pelantang. Pada Dirjen Pemerintahan Desa, Nata Irawan, ia minta agar semua aspirasi perangkat desa dan camat dicatat serta dikomunikasikan dengan instansi terkait.
Masih di atas panggung, tiba-tiba Menteri Tjahjo mengumumkan bahwa yang naik panggung akan dapat hadiah langsung dari dirinya, Sekjen Kemendagri, Dirjen Pemerintahan Desa, Gubernur Jawa Timur, dan Kapolda Jawa Timur.
" Yang maju dapat hadiah. Dari saya satu, dari Sekjen satu, dari Dirjen satu, dari Pak Gubernur Jatim satu, dan dari Pak Kapolda satu. Hadiahnya sepeda motor," kata Tjahjo.
Sontak seisi gedung gegap gempita dengan tepuk tangan. Bahkan banyak yang bersuit dan berteriak. " Hidup Pak Mendagri, hidup Pak menteri." Menurut keterangan staf protokol, hari itu juga hadiah diberikan. Sekjen Kemendagri Hadi Prabowo yang menyerahkan hadiah motor secara simbolis.(yn)
