Berita
Oleh Ferdiansyah pada hari Jumat, 03 Agu 2018 - 15:27:13 WIB
Bagikan Berita ini :

Redam Gejolak Rupiah, BI Tetap Pakai Jurus "Hawkish"

98perry-warjiyo.jpeg.jpeg
Perry Warjiyo (Sumber foto : Istimewa)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)--Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menegaskan, arah kebijakan moneter akan tetap hawkish atau cenderung tegas memprioritaskan stabilitas perekonomian.

Arah kebijakan moneter yang hawkish, menurut Perry, masih diperlukan untuk membuat pasar keuangan domestik lebih kompetitif dalam memasok portofolio asing. Portofolio asing diperlukan untuk menjaga kecukupan likuiditas valas di pasar domestik sehingga dapat menjaga stabilitas nilai tukar rupiah.

Hawkish atau arah kebijakan moneter yang tegas dan cenderung lekat dengan kenaikan suku bunga juga masih diperlukan, karena dengan banyaknya portofolio asing yang masuk, maka akan membantu memperbaiki defisit neraca transaksi berjalan.

Tahun ini, bank sentral memperkirakan defisit transaksi berjalan mencapai 25 miliar dolar AS atau 44 persen dari 2017 yang sebesar 17,3 miliar dolar AS.

"Kebijakan kami tetap hawkish. Kami tetap lakukan upaya-upaya untuk antisipatif dan frontloading," kata Perry di Jakarta, Jumat (3/8/2018).

Otoritas moneter dalam Rapat Dewan Gubernur periode Agustus 2018 ini mengkalkulasi peluang untuk menerapkan langkah kebijakan moneter lebih lanjut, guna meredam tekanan ekonomi eksternal yang terus melemahkan nilai tukar rupiah. Saat ini, suku bunga kebijakan moneter 7-Day Reverse Repo Rate sebesar 5,25 persen.

"Sasarannya bagaimana pasar keuangan kita berdaya tarik sehingga portofolio bisa masuk," ujar dia.

BI masih melihat tekanan eksternal akan dominan bersumber dari ekspektasi dua kali lagi kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral AS The Federal Reserve (FED) pada September dan Desember 2018. Agustus 2018 ini, The Federal Reserve menahan suku bunga acuannya di 1,75-2 persen.

Perry juga berjanji akan membuat biaya swap atau instrumen yang bisa digunakan sebagai lindung nilai, dengan biaya lebih kompetitif, agar valas lebih banyak masuk ke pasar keuangan domestik.

"Biaya swap di kami itu sebesar lima persen untuk tenor satu bulan, dan enam persen untuk tenor enam bulan. Itu cukup murah. Kami dorong eksportir untuk bawa devisa dan konversi ke rupiah," ujarnya.(yn/ant)

tag: #bank-indonesia  #rupiah  #dolar  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
AMIN BANNER 01
advertisement
AMIN BANNER 02
advertisement
AMIN BANNER 03
advertisement
AMIN BANNER 04
advertisement
AMIN BANNER 06
advertisement
AMIN BANNER 08
advertisement
Berita Lainnya
Berita

Buka Puasa Bersama Komunitas Morgan Sports Club, Ketua MPR RI Bamsoet Ajak Tingkatkan Solidaritas Kebangsaan

Oleh Sahlan Ake
pada hari Kamis, 28 Mar 2024
JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Ketua MPR RI sekaligus Ketua Dewan Pembina komunitas otomotif mobil klasik asal Inggris Morgan Sports Car Club Indonesia (MSCCI) dan Ketua Umum Ikatan Motor Indonesia ...
Berita

Aksi Damai GPKR di Gedung Mahkamah Konstitusi untuk Menegakkan Kedaulatan Rakyat

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Dengan semangat perjuangan tanpa titik kembali, hari ini Kamis 28 Maret 2024, Gerakan Penegak Kedaulatan Rakyat (GPKR) akan kembali menggelar aksi damai bertempat di ...