Berita
Oleh pamudji pada hari Rabu, 15 Agu 2018 - 09:03:26 WIB
Bagikan Berita ini :

Ekonom UGM: Pelemahan Rupiah Saat Ini Beda dari 1998

16tonyprasetyo.jpg
Ekonom dari Pakar Ekonomi dari Universitas Gajah Mada UGM), A. Tony Prasetiantono (Sumber foto : ist)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)--Ekonom dari Universitas Gajah Mada UGM), A. Tony Prasetiantono mengatakan pelemahan rupiah saat ini berbeda dengan kondisi krisis moneter 1998.

Hingga Selasa (14/8/2018), Kurs rupiah terus mengalami pelemahan terhadap dollar amerika serikat. Di pasar Spot, nilai tukar dollar ditransaksikan 14.630/US$, Sementara harga jual dolar AS masih berada di rentang Rp 14.695-Rp 14.790/US$.

"Kondisi sekarang tidak sama dan tidak bisa dibandingkan dengan kondisi bangsa indonesia saat 98," kata Tony saat diskusi yang digelar JMC dengan tajuk 'Strategi dalam Mengantisipasi Fluktuasi Nilai Tukar Rupiah terhadap Dollar AS' di Kawasan Haji Nawi, Jakarta Selatan, Selasa (14/8/2018).

Menurut dia, nilai rupiah saat ini hanya melemah seribu rupiah sejak awal pemerintahan Joko Widodo pada 2014.

"Kurs rupiah itu tahun ini hanya melemah Rp 1.000 dari Rp 1.3700 menjadi Rp 14.600 sekian. Jadi kalau dihitung-hitung itu seribu, ini beda dengan (kondisi krisis) 97 - 98 (ketika 97-98), rupiah loncat dari Rp 2.300 menjadi Rp. 15.000. Ini yg kita harus sosialisasikan pada masyarakat," imbuhnya.

Menurutnya pelemahan rupiah ketika krisis moneter 97 - 98 sangat drastis, bahkan kenaikannya mencapai 6 kali lipat.

Selain itu, dia juga menilai bahwa kondisi perbankan saat ini dengan perbankan ketika itu juga sangat berbeda. Sat 97-98 banyak bank yang kolaps dan butuh suntikan bantuan dari Bank Indonesia.

Sementara kondisi perbankan Indonesia saat ini meski jumlahnya dibatasi, namun sehat.Kemudian, dari sisi keuangan, pemerintah juga tak diharuskan melakukan penjualan aset-aset BUMN dan lainnya.

"Konteksnya beda, story behind nya beda. Cerita di balik itu berbeda," jelasnya.

Tony juga mengaku yakin, pelemahan rupiah segera pulih di level Rp 13.000 apabila faktor eksternal bisa teratasi.

"Kurs rupiah di level sekarang melemah, tapi tidak sangat susah kembali ke level Rp 13.000, karena memang banyak masalah yang menbuat ekonomi global kita makin susah. Ada trade world, kenaikan harga minyak, ada kenaikan suku bunga di amerika," katanya.

"Ditambah lagi dengan faktor Turkey (terpuruknya Lira)," imbuhnya. (plt)

tag: #rupiah  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
IDUL FITRI 2024
advertisement
IDUL FITRI 2024 MOHAMAD HEKAL
advertisement
IDUL FITRI 2024 ABDUL WACHID
advertisement
IDUL FITRI 2024 AHMAD NAJIB
advertisement
IDUL FITRI 2024 ADIES KADIR
advertisement